Judul : Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi )
link : Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi )
Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi )
Dengan demikian Allah telah membuat dalam telapak tanganmu sendiri tanda-tanda yang atasnya peribadatanmu tergantung, hidup sesuai dengan hukum, serta dalam mencintai dan meniru Nabi dan mereka yang dia cintai dan yang mencintainya.
PENDAHULUAN (Artikel ini dipetik dari
fakirabdillah.blogspot.com aka Pak Omar )
Salam para pembaca yang budiman,
Saperti yang fakir sebutkan didalam ENTRI terdahulu, fakir memang meminati pemikiran Ibnu Arabi.
Perlu juga fakir sebutkan bahawa sejak zamannya ( Ibn Arabi ) hinggalah kehari ini pandangan dan pendirian masyarakat Islam terutamanya yang bertaraf ulamak terbahagi kepada dua kumpulan / golongan utama yakni :-
Satu golongan yang dipimpin ( pada zaman Ibn Arabi ) oleh Ibn Taimiyyah dan lain lain menganggap Ibnu Arabi itu saorang ZINDIK bahkan Atheis ( tak percaya pada wujudnya Tuhan ) dan menghinakan Tuhan
Satu golongan lagi yang dipimpin ( pada zaman Ibnu Arabi ) oleh Firuzabadi Sayuti dan lain lain menganggap Ibnu Arabi ini bukan sahaja saorang muslim yang warak tetapi juga Wali Allah Yang Agung.
Kata kata diatas bukanlah kata kata fakir tetapi merupakan kata kata Tuan Haji Abdul Majid Khatib. Kata Tuan Haji Majid : maka terpulanglah kepada anda ( pembaca ) untuk membuat penilaian sendiri / menghakimkannya.
Fakir juga ingin meminjamkan kata kata Syeikh Gazur – i – Ilahi saorang sufi dari India ( yang meyakini Ajaran Ibn Arabi ) yang memberi penjelasan berkaitan Allah saperti berikut :-
Apabila Ia ( Allah ) keluar daripada GHAIB Ia berkata KAMU. Apabila Ia kembali kepada Ghaib Ia mengenangkan DiriNya sebagai DIA. Apabila Ia memandang pada HakikatNya secara perkumpulan Ia menggelar DiriNya sebagai KAMI.
Didalam Al-Quran Allah merujuk DiriNya sebagai : AKU, KAMU, DIA dan KAMI . Inilah yang dijelaskan oleh Syeikh Gazur – i Ilahi.
Mengikut Ibn Arabi dan pengkaji pengkaji ajarannya Ibnu Arabi telah menulis banyak kitab.( Ibn Arabi menyebut sebanyak 317 manakala pengkaji ada yang mengatakan sebanyak 817 buah ) Antara yang paling terkenal ialah Futuhat Al Makiyyah dan Fusus Al-Hikam
Kita ( termasuk fakir yang tidak memahami bahasa Arab ) sangat berterimakasih kepada Ayatullah al-’Uzma wa’Arif Billah Deddy Djuniardi Antafani Masyhadi yang bekerja keras ( bukan kerja yang mudah ) menterjemahkan isi kandungan kitab Ibn Arabi ini ke Bahasa Melayu / Indonesia dan bermurah hati pula mengizinkan pembaca DOWNLOAD kitab ini di internet.
Oleh kerana kitab ini agak panjang juga ( diinternet 120 muka – dalam fail fakir 71 muka ) fakir akan bahagi bahagikan ENTRI ini kepada beberapa bahagian kerana biasanya jika satu satu rencana itu terlalu panjang ia akan mendatangkan kebosanan.
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan tentang perkataan yang baik sebagai sebuah pohon yang baik, yang akarnya kokoh dan dahan-dahannya menjulang tinggi? (Q.S. Ibrahim, 24)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Yang Tunggal dan Hanya Tunggal dalam Hakikat-Nya serta unik dalam Sifat-sifat-Nya.
Maha Suci Dia yang Rahmat-Nya meliputi semua, yang menyebar ke semua arah. Kemurnian-Nya bebas dan bersih dari segala sesuatu yang dapat dilihat dan dibayangkan.
Dia bergerak ke tempat-tempat yang tak terbatasi oleh enam penjuru. Dia melakukan apa yang Dia lakukan tanpa bertindak atau berbuat. Dia melihat segala sesuatu tanpa memandang.
Dia sangat jauh diatas makna dari segala sesuatu ini. Keunikan-Nya tidak memperkenankan apa pun menyerupai Dia, dan juga tak ada apapun yang bisa memiliki atau melekatkan dirinya pada Nya.
Kekuasaan-Nya selalu mencapai tujuannya dan tak pernah sia-sia.
Kehendak-Nya yang mendominasi semua tidaklah memiliki kesamaan dengan hasrat-hasrat rendah sifat manusia, juga
Kehendak-Nya senantiasa tidak akan berubah dengan kehendak makhluk-Nya; demikian juga tidak akan menjadi lawan terhadap permohonan makhluk-Nya.
Sifat-sifat Ilahiah-Nya, yang Dia manifestasikan pada makhluk-Nya, tidak bertambah atau berkurang ketika dibagi diantara mereka, karena segala Sifat-Nya tidak lain adalah tunggal.
Dia adalah sebab segala sesuatu. Dan ketika Dia berkehendak sesuatu terjadi, semua yang Dia perlu lakukan adalah berkata kun (Jadilah !), maka terjadilah semua yang ada.
Semua yang maujud lahir dari makna rahasia terdalam yang tersembunyi dari kata KUN ini. Bahkan semua yang tersembunyi dari mata dan pikiran adalah tidak lain kecuali hasil dari suara misterius ini.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
Ketika Kami menghendaki sesuatu terjadi, Kami hanyalah berkata kun, maka jadilah ia. (Q.S An-Nahl, 40)
Perkataan-Nya dalam dirinya sendiri adalah Perbuatan.
Sekarang saya memperhatikan alam semesta yang mengelilingi kita dan berpikir bagaimana segala sesuatu terjadi (tercipta) dan berusaha untuk memecahkan misteri yang disandikannya,
Dan perhatikanlah! saya melihat bahwa seluruh alam semesta ini tidak lain adalah sebuah Pohon. Pohon yang cahaya kehidupannya datang dari sebuah benih yang pecah ketika Allah berkata kun!
Benih dari huruf K dipupuk dengan huruf N dari nahnu (Kami), tercipta ketika Allah berfirman :
Kami lah yang telah menciptakanmu (Q.S Al-Waqi’ah,57)
Kemudian dari gabungan dua benih ini tumbuh dua tunas yang bersesuaian dengan janji Allah :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan fithrahnya (Q.S Al-Qamar, 49)
Tetapi akar dari dari dua tunas ini hanyalah tunggal.
Akar itu adalah Kehendak Sang Pencipta, dan apa yang menumbuhkannya adalah Kekuasaan-Nya.
Kemudian dari esensi huruf K dari kata ilahiah kun, lahirlah dua makna yang berlawanan :
Kamaliyah, kesempurnaan, sebagaimana disebutkan Allah dalam firman-Nya :
Pada hari ini telah Ku sempurnakan agamamu dan telah Kulengkapkan Rahmat-Ku padamu serta Kupilihkan Islam sebagai agamamu. (Q.S. Al-Ma’idah,3)
dan kufriyyah, keingkaran (kekufuran), sebagaimana firman Allah:
Maka sebagian dari mereka beriman dan sebagian lagi kufur
(Q.S. Al-Baqarah, 253)
Demikian juga dari hakikat kata N beremanasi makna-makna berlawanan dari nur al-ma’rifah (cahaya pengetahuan) dan nakirah (gelapnya kebodohan).
Karena itu ketika Allah mengeluarkan mahluk-Nya dari Harta Tersembunyi ketidakberadaan menuju eksistensi, bersesuaian dengan keadaan dan bentuk yang telah ditetapkan sebelumnya (kodratnya),
Dia memancarkan cahaya ilahiah-Nya terhadapnya. Siapapun yang terkena cahaya itu dapat melihat Pohon Eksistensi yang tumbuh dari benih perintah ilahiah kun yang melingkupi seluruh alam semesta.
Dan mereka yang tercerahkan ini mengetahui rahasia K dalam kata kuntum (kamu), sebagaimana firman Allah :
Kamu sekalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan, yang menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kamu beriman kepada Allah (Q.S. Ali ‘Imran, 109)
Mereka juga menembus makna tersembunyi dari kata terakhir N dari kun sebagai nur (cahaya), sebagaimana firman Allah :
Apakah dia yang hatinya telah Allah bukakan kepada Islam sehingga dia mengikuti cahaya dari Tuhan-nya (tidak lebih baik dari dia yang keras hatinya)? (Q.S Az-Zumar,22)
Tetapi mereka yang menyembunyikan dirinya sendiri dari cahaya ilahiah ketika Allah memancarkannya pada mahluk-Nya juga berkewajiban mengetahui makna tersembunyi dari hurufhuruf kata kun sebagaimana Allah mengucapkannya.
Barangsiapa yang dirinya tetap ada dalam kegelapan akan gagal mengetahui kebenaran dan membayangkan huruf K singkatan dari kufr, yang maknanya kegelapan dimana mereka berdiri didalamnya,
menyembunyikan segala sesuatu dari mata.
Mereka akan membayangkan bahwa huruf N singkatan dari nakirah,
yang berarti kebodohan. Mereka menjadi putus asa, dan dalam
keputusannya tidak dapat mempercayai Pencipta-nya.
Dengan demikian banyak dari segala sesuatu yang diciptakan tergantung pada bagian pemahamannya atas misteri dua huruf tersebut, yang menjadi penyebab setiap eksistensi.
Buktinya ada dalam kata-kata Rasulullah, yang bersabda :
Sesungguhnya Allah menciptakan mahluk dalam alam kegelapan total, kemudian memancarkan cahaya ilahiah-Nya terhadapnya. Barangsiapa yang terterangi oleh cahaya tersebut akan tercerahkan dan terbimbing dengan baik. Dan barangsiapa tersembunyi dari cahaya tersebut dan tak tersentuh dengannya akan sesat dan rugi. (Ahmad bin Hanbal)
Ketika bapak kita Adam, manusia pertama yang Allah ciptakan, membuka matanya – ketika Allah meniupkan ruh-Nya padanya- dia memperhatikan eksistensi lainnya. Dan dia melihat bahwa itu adalah sebuah lingkaran. Segala sesuatu berevolusi sekitar lingkaran
Kemenjadian dan Kemengadaan. Kenyataannya ada dua lingkaran, yang satu berupa api dan lainnya adalah tanah yang basah. Dan dia melihat bahwa evolusi alam semesta adalah manifestasi dari perintah ilahi kun – sebab, kekuatan, urutan kemenjadian sebab akibat, tanpa gagal dan selamanya datang darinya.
Sebagaimana tidak ada dan tak ada sesuatu pun yang keluar dari lingkaran berputar ini, begitupun tidak ada yang dapat dikecualikan, ia adalah apa yang mereka lihat dan mereka peroleh.
Sebagian akan melihat K sebagai Kesempurnaan dan berjuang untuk sempurna, dan sebagian akan melihatnya sebagai Kekufuran dan menjadi orang kafir.
Sebagian akan mendapat pencerahan dalam makna huruf N dan menjadi bijak, yang lainnya akan menemukan kenyamanan dalam ketidakpeduliannya dan mengira huruf N sebagai pilihan pada kebodohan atas kesadaran.
Tak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari akibat kepercayaannya pada apa yang mereka pandang sebagai kebenaran.
Ini ditetapkan oleh Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lihat, serta apa yang mereka pahami dari apa yang mereka lihat.
Setiap orang terikat untuk tetap dalam keliling lingkaran yang diatasnya mereka berputar. Tak ada yang bias menjadi selain dari apa yang Dia kehendaki yang berkata Jadilah!, dan semuanya terjadi.
Segala sesuatu menghadap ke pusat lingkaran kun dan tergantung padanya dalam segala perwujudannya.
Kemudian engkau juga melihat pada Pohon Eksistensi itu, yang dahan-dahannya melingkupi seluruh alam semesta. Meskipun setiap dahan, setiap daun, setiap buah berbeda, mereka semua berasal dari benih tunggal, benih cinta yang dinamakan kun.
Ketika bapak kita Adam dibawa Allah ke sekolah untuk belajar, untuk menjadi manusia yang ditetapkan menjadi khalifah Allah di alam semesta ini, pertama kali dia diajarkan semua nama segala sesuatu yang eksis./ wujud
Kemudian dalam kekaguman dia berjumpa dengan kata kun, perintah ilahiah Jadi, sebab dari semua yang ada. Apa artinya?
Dia mencari maksud Dia yang membawa semua ini menjadi ada dan melihat bahwa huruf pertama K berhubungan dengan kata kanziyyah (Harta Yang Tersembunyi), ketika Allah berfirman :
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi dan Aku suka untuk dikenal, maka Aku ciptakan mahluk sehingga dengan demikian Aku dapat dikenal.
Dan dalam kata terakhir N, dia melihat identitas Pencipta, ketika Dia berkata Ana Allah (Aku adalah Allah)
Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku (Q.S. Thaa Haa, 14)
Kemudian setelah beberapa kejadian, diturunkan padanya bahwa K pada kanziyyah menunjukkan pemberian dari Allah atasnya dan keturunannya dalam kata karam (kemuliaan) Tuhannya, seperti yang dijanjikan dalam firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rizki dari yang baik baik, dan Kami lebihkan mereka jauh diatas kebanyakan mahluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna (Q.S Bani Isra’il, 70)
Dan juga, K berarti untuk Adam adalah kuntiyyah (menjadi, dari ‘Saya menjadi’) dalam janji Allah, ketika Dia berfirman
:
Ketika hamba-Ku yang beriman datang mendekat pada-Ku dengan melakukan ibadah tambahan, dia mencintai-Ku dan Aku mencintainya; dan ketika Aku mencintainya, Aku menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, dan Aku menjadi tangannya yang dengannya dia memegang….
Dan dia memahami bahwa huruf N pada Ana Allah dimaksudkan untuk memancarkan nur, cahaya ilahi, atasnya dan atas mereka yang seperti dia, sebagaimana Allah berfirman :
Apakah sama orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? (Q.S. Al-An’am, 122)
Dan N dalam kun menunjuk pada N dalam kata ni’mah, nikmat dari Allah, dalam firman-Nya :
Dia telah memberikan padamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. (Q.S. Ibrahim, 34)
Inilah beberapa yang bapak kita Adam pelajari tentang kata ilahiah kun dalam sekolah Allah di surga – bukan semuanya. Kita hanya menyebutkan sedikit dari yang sedikit. Selebihnya akan dibahas kemudian.
Sekarang Setan yang terkutuk pergi ke sekolah yang sama di surga, dan selama empat puluh ribu tahun dia belajar, meneliti rahasia-rahasia dalam huruf-huruf dari kata kun. Tetapi Guru Ilahiah berkehendak bahwa dia semestinya bergantung pada kekuatan dirinya dan merasa yakin dan bisa melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri.
Maka ketika dia meneliti makna dari huruf K dia menghubungkannya dengan kebergantungannya hanya pada dirinya sendiri dan atas keingkarannya pada setiap kekuatan lain selain dirinya sendiri, sebagaimana yang difirmankan oleh Tuhannya:
Dia dengan bangga menolak untuk tunduk pada Allah dan menyombongkan diri… (Q.S. Al-Baqarah, 34)
Dan dia melihat dalam huruf N sifat dasar dirinya yang berapi-api dalam kata nar (api), dan dia berkata : Aku lebih baik daripada Adam:
Engkau telah menciptakanku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah. (Q.S. Al-A’raf, 12)
Dengan begitu kufr yang setan identifikasikan dalam huruf K memaksanya kepada nar yang dengannya dia melihat dalam huruf N, dan ketetapannya serta ketetapan yang seperti dirinya telah ditentukan :
Maka mereka dilemparkan kedalam api Neraka (Q.S. Asy-Syura, 94)
Ketika bapak kita Adam melihat pada Pohon Eksistensi, dalam keindahan berbagai macam bunga dan buah-buahan yang ada pada sebegitu banyak dahan-dahannya, dia meninggalkan semuanya kecuali berpegangan pada dahan Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan melainkan Aku (Q.S Tha Haa, 14)
Dia mengetahui bahwa itu hanyalah satu-satunya yang meyakinkan dan tak dapat diubah. Maka dia berlindung dalam keselamatan dari kesendirian dalam ketunggalan Tuhannya.
Sementara dalam keadaan persatuan, berita tanpa suara dan tanpa kata datang kepada keduanya, dia dan ibu kita Hawa:
Wahai Adam, tinggalah kamu dan istrimu di surga dan makanlah dari apa yang kamu suka, tapi janganlah kamu dekati pohon ini (Q.S Al-A’raaf, 19)
Tetapi Setan yang terkutuk tidak akan tinggal diam. Dia berpegangan pada dahan imajinasi palsu, dia berkehendak untuk menggoda mereka. Dalam kenyataannya dia berhasil, dan membuat Adam dan Hawa makan dari pohon terlarang. Dan mereka melanggar perintah Tuhannya : …janganlah mendekati pohon ini
Tetapi mereka sadar apa yang telah mereka perbuat adalah salah. Maka ketika mereka tergelincir dari kedamaian persatuan mereka dengan Tuhannya, mereka bergantung pada dahan penyesalan
dan berkata :
Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak memaafkan kami atau tidak memberi rahmat pada kami, sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raaf,23)
Dan berpeganganlah pada dahan tersebut, yang menyelamatkannya,
mereka menerima perkataan dalam bentuk buah buahan yang manis yang tumbuh darinya:
Kemudian Adam menerima perkataan dari Tuhannya lalu Dia pun menerima tobatnya; sungguh Dia Maha Penerima tobat, Maha Penyayang (Q.S Al-Baqarah, 37)
Ada suatu saat yang disebut Hari Penyaksian, dan pada saat itu dibawah semua saksi mata, menyaksikan, setiap jiwa akan mendengar Tuhannya berfirman :
Apakah Aku ini Tuhanmu? (Q.S Al-A’raaf, 172)
Dan mereka semua berkata : Ya; kami semua bersaksi. (Q.S. Al-A’raaf, 172)
Tetapi mereka akan bersaksi sebatas apa yang mereka pernah lihat dan ketahui, meskipun mereka semuanya menjawab dalam persetujuan, dengan berkata, ‘Ya, sesungguhnya’. Mereka yang telah melihat kecantikan Hakikat Tuhannya akan berkata :
Tak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya (Q.S. Asy-Syura,11)
Mereka yang telah melihat kecantikan Sifat-Sifat Ilahiah- Nya akan berkata :
Dialah Allah, tiada tuhan selain Dia. Maha Raja yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan… (Q.S Al-Hasyr, 23-24)
Mereka yang hanya berpikir tentang Allah dalam hubungannya dengan keindahan segala sesuatu yang telah Dia ciptakan akan membayangkan Tuhan mereka dengan berbeda, sesuai dengan kesan-kesan mereka atas sesuatu yang mereka lihat.
Sebagian akan menempatkan Tuhan dalam kerangka ruang dan waktu yang terbatas. Sebagian bahkan akan berpikir bahwa Dia tidak ada. Dan sebagian akan membuat suatu bentuk dari batu dan menyangkanya sebagai Dia. Celaka bagi mereka yang ketetapannya adalah ini!
Dan mereka berkata : … tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami (Q.S. At-Taubah,51)
Sungguh kebanyakan mereka juga termasuk diantara segala sesuatu yang terjadi ketika Pencipta melafalkan kata kun dan kata itu menjadi pusat dari semua alam semesta yang tercipta, berputar sekitarnya; dan ketika dari pusatnya tumbuh Pohon Eksistensi, kata kun menjadi benih yang darinya itu tumbuh.
Jika seseorang ingin memvisualisasikan semua, ada suatu kemenyeluruhan- segala sesuatu yang menjadi eksis dan apa yang menyebabkan mereka semua terjadi, perbuatan mereka serta perkataan mereka, hidup mereka, keadaan mereka, dan interaksi mereka – apakah ada perumpamaan yang lebih baik daripada sebuah pohon, Pohon Eksistensi? Pohon yang mengandung semua yang terjadi dalam alam semesta, yang tercipta dari sebuah benih tunggal, terbuat dari kalam Tuhan kita, yang berfirman kun!
Sebagaimana Pohon tumbuh, segala sesuatu muncul darinya. Sesuatu menjadi lebih, sesuatu menjadi kurang, sebagian terlihat, dan sebagian lainnya tersembunyi: keimanan dan kekufuran, buah dari amal-amal yang baik, keadaan kemurnian, suara dan makna dari perkataan yang indah, keinginan-keinginan dan harapan yang baik, sifat yang baik dan perilaku mulia, kepekaan pada keindahan, dan pengetahuan akan realitas adalah sebagian dari daun-daun dan bunga
bunganya.
Tingkatan-tingkatan pencapaian kesalehan, persetujuan hak orang-orang yang benar, kedekatan pada Tuhannya dari mereka yang mengenal Tuhannya, dan kesirnaan api cinta dari para pecinta Allah- ini adalah sebagian dari buahbuah Pohon Eksistensi.
Pertama, tiga tunas tumbuh dari benih suci Pohon tersebut. Satu dari tunas-tunas tersebut condong ke kanan dan tumbuh dalam arah tersebut.
Itu akan menghasilkan buah-buah…dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu! (Q.S Al-Waqi’ah, 27)
Tunas lainnya tumbuh ke kiri… dan golongan kiri; alangkah sengsaranya golongan kiri itu (surat Al-Waqi’ah,41)
Tunas yang ketiga tumbuh tegak lurus, menjulang tinggi, dan Dan orang-orang yang terdahulu, merekalah yang paling dahulu. Mereka itulah orang-orang yang dekat kepada Allah (Q.S Al-Waqi’ah, 10-11)
Dan Pohon Eksistensi tumbuh, mencapai surga yang jauh
Dahan-dahan yang lebih bawah menjadi alam materi; dahan dahan
yang lebih tinggi menjadi alam ide dan makna dari segala sesuatu.
Alam dimana kita hidup hanyalah kulit kayu Pohon tersebut; inti bagian dalam adalah tempat dimana ruh bersemayam. Dan getah yang memberikan kehidupan berjalan dalam pembuluh darahnya, kekuatan yang membuatnya tumbuh dan memberikan bunga dan buah adalah alam yang tidak diciptakan, alam semesta mahakuasa, jabarut, dimana rahasia kata kun tersembunyi. Itu adalah alam dimana hakikat terjaga.
Apa yang kita lihat adalah sifat-sifat dan nama-nama, dimana tindakan adalah wakil-wakilnya.
Pohon Eksistensi terlindungi dalam sebuah dinding yang mengelilinginya pada sisi kanan dan sisi kirinya, didepan dan dibelakangnya, diatas dan dibawahnya. Yang paling jelek dari yang terjelek adalah batas terbawahnya; yang paling baik dari yang terbaik adalah pada tingkatan yang paling tinggi.
Maka segala sesuatu dari Keindahan Nama-Nama dan sifat-sifat-Nya termaterialisasi dan termanifestasi.
Dia menciptakan para pendosa, dan kesalahan yang mereka perbuat, dan taubat mereka, dan dengan demikian termanifestasilah sifat Maha Mengampuni.
Dia menciptakan kebaikan dan amal-amal mereka, dan menebarkan rahmat-Nya atas mereka. Dia menciptakan hamba-hamba-Nya yang taat dan melimpahkan Rahmat-Nya pada mereka.
Dia memanifestasikan keadilan-Nya kepada para pembangkang dan kemurkaan-Nya atas orang-orang yang tak beriman.
Meskipun manifestasi sifat-sifat-Nya dalam ciptaan-Nya tidak melahirkan kesamaan dengan-Nya atau menempel pada- Nya, bahkan tidak dekat dengan-Nya; semuanya dari Dia, tapi bukan Dia. Dia selalu ada, ketika tiada sesuatu pun yang mengada.
Dan ketika Dia menciptakan alam semesta, tidaklah Dia berkembang atau memperoleh sesuatu pun. Jika semua akan sirna, Dia tidak akan kehilangan apa pun.
Dia ada sekarang sebagaimana Dia ada dulu dan selamanya akan ada.
Meskipun Dia tidak bersama dengan manifestasi-Nya dalam sifat-sifat sesuatu yang Dia ciptakan, demikian pula Dia tidak terpisah dari sesuatu yang datang dari-Nya. Karena persatuan dan perpisahan adalah tindakan-tindakan milik mahluk yang telah maujud, bukan pada Dia Yang Maha Wujud Yang Kekal, Yang Unik dan Sendirian.
Persatuan dan perpisahan melibatkan gerak menuju dan menjauh dari satu dan lainnya. Pergerakan ini melibatkan perubahan ruang dan waktu serta keadaan, dan bahkan ketidakmunculan. Semua ini adalah sifat-sifat ketidaksempurnaan, sedangkan Pencipta semuanya adalah Tunggal, Unik, Kekal dan Sempurna.
Allah menciptakan Lauhul mahfudz dan Pena untuk menuliskan peraturan-peraturan kerajaan-Nya yang universal, yang memuat semua keputusan-keputusan, ketetapan ketetapan, dan peraturan-Nya tentang segala sesuatu yang telah diciptakan,yang akan diciptakan, yang akan mati dan musnah, yang bertahan, pahala, hukuman yang patut diperoleh dan yang akan menerimanya.
Kemudian Allah membuat batasan yang tak satu mahluk atau pengetahuan pun pernah bisa melampauinya dengan menanam Sidratul Muntaha diatas Tujuh Langit.
…Sidratul mutaha yang paling jauh (Q.S An-Najm,14)
Semua yang datang dari Allah, dan semua yang dikirim dari bawah, berhenti disini. Sidratul Muntaha adalah dahan yang paling tinngi dari
Pohon Eksistensi.
Di bawah bayang-bayangnya adalah para malaikat yang menyampaikan apa yang datang dari Allah kepada yang dibawahnya, dan mengirimkan kepada-Nya apapun yang sampai pada mereka dari semua mahluk dibawahnya.
Pada dahan tersebut sebuah salinan dari apa yang tertulis dalam Lauhul mahfudz menggantung. Apapun yang terjadi pada Pohon
Eksistensi tidak dapat melampaui titik tersebut. Yang tumbuh,
yang matang, yang busuk tetap tinggal dibawahnya.
Semua dalam ciptaan mempunyai maqam, sebuah tempat yang terbatas yang diketahui, suatu bentuk yang telah ditentukan sebelumnya.
Semuanya mempunyai takdir yang menuntun kehidupan mereka, karena Tidak ada satu pun diantara mereka melainkan masing-masing mempunyai kedudukan yang telah ditentukan (Q.S. Ash-Shaffat, 164)
Tidak ada buah-buahan dari Pohon Eksistensi tersebut yang dapat tumbuh diluar tempat yang telah ditentukan. Apakah itu cantik atau jelek, besar atau tak berarti, mewah atau sederhana, aneh atau biasa, ketentuan dari masing-masing ditulis dalam salinan Lauhul Mahfudz yang menggantung pada dahan tersebut.
Dan diletakkanlah kitab…kitab apakah ini! Tidak ada yang tertinggal apakah yang kecil maupun yang besar kecuali tercatat semuanya
(Q.S Al-Kahf, 49)
Tidak ada yang tidak tercatat apa pun yang tumbuh pada Pohon tersebut, juga tidak ada apapun yang terbuang.
Maka Tuhan telah menetapkan bahwa buah-buahan Pohon tersebut disimpan dalam dua tempat berbeda, dan menyebutnya dengan Surga dan Neraka. Buah yang murni, yang tidak cacat, dan indah ditempatkan di Surga yang tinggi:
Sesunggunya catatan orang-orang yang benar ada di tempat yang tinggi (Q.S Al-Mutaffifin, 18)
Dan buah-buahan yang busuk disimpan di Neraka bawah : Seungguhnya catatan orang-orang yang durhaka ada di penjara neraka (Q.S. Al-Mutaffifin, 7)
Surga ada di sisi kanan gunung dimana Tuhan berbicara kepada Musa, dimana Orang-orang yang dirahmati pada sisi kanan bertempat tinggal
Dan Neraka ialah …pohon Zaqqum, yang merupakan makanan orang
Berdosa (Q.S. Ad-Dukhan, 43-44)
…pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an (Q.S Bani Isra’il, 60)
Dimana orang-orang menderita pada sisi kiri bertempat tinggal.
Dunia yang kita miliki, yang didalamnya kita tinggal, adalah sebuah tempat dimana Tuhan memperlihatkan bunga bunga pilihan
Pohon Eksistensi, setiap orang dipelihatkan hanya untuk sementara saja. Dan Dia telah menciptakan alam berikutnya, Hari Akhir, untuk menyimpan buahnya yang dipelihara dengan abadi. Dinding, batas untuk melindungi Pohon Eksistensi, mengelilinginya, sebagaimana
Sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu (Q.S. Fusshilat, 54)
Dan Dia meletakkan lingkaran disekitarnya, dengan demikian tidak ada sesuatu pun kecuali Dia yang dapat menyentuhnya.
Sesungguhnya Allah menetapkan apapun yang Dia kehendaki
(Q.S Adz-Dzariyat, 1)
….dan berbuat apa yang Dia kehendaki (Q.S. Ali ‘Imran, 39)
Ketika kebenaran dari pohon tersebut berakar kuat dan dahan-dahannya telah sepenuhnya terbentuk, tumbuh ke segala arah, karena
Hanya pada Tuhanmu lah tujuan itu (Q.S An-Nazi’at, 44)
Untuk apa pun yang Kami kehendaki, tidak lain Kami hanya mengatakan Terjadilah (Kun) dan jadilah ia (yakun) (Q.S. An-Nahl, 40)
Dengan demikian dimulai dengan perintah ilahiah Jadilah, dan diakhiri dengan Menjadi. Tak menjadi masalah seberapa banyak dahan yang ia punyai, ia hanya mempunyai satu akar, tumbuh dari sebuah benih tunggal yang dinamakan kun.
Maka, jika kamu bersungguh-sungguh melihat dan mencari realitas, kamu akan melihat segala sesuatu saling berkaitan dan sesungguhnya satu. Pohon surgawi yang disebut Tuba yang tumbuh di Surga terhubung dengan akarnya pada pohon beracun Zaqqum yang tumbuh di Neraka.
Dinginnya angin sepoi sepoi Qatb bercampur dengan panas api neraka dari angin panas membara Simum. Bayangan maqam terakhir yang menyegarkan di Surga untuk yang terbaik dari kita terhubung dengan asap hitam berkabut Neraka dimana yang terburuk dari kita akan pergi menujunya.
Dengan demikian semua akan menerima apa yang telah ditetapkan bagi mereka dari sumber yang sama. Sebagian minum dari cangkir yang terbaik untuk mereka; sebagian minum dari cangkir yang seharusnya tertutup rapat untuk mereka. Dan ada diantara mereka yang dilarang minum sama sekali.
Ketika seseorang yang telah diberi eksistensi mulai melahirkan eksistensi baru yang datang dari ketiadaan, Allah meniupkan pada mereka Napas Kekuatan-Nya, memberi makan mereka dengan gizi dari Kebijaksanaan-Nya, dan mencuci mereka dengan hujan dari awan-awan Kehendak-Nya.
Ketika semua yang dirahmati ini menyentuh Pohon Eksistensi, dahan dahannya melahirkan buah-buahan yang telah ditetapkan.
Kemudian sesuai dengan sifat alamiah mereka, kesehatan dan kesakitan menimpa mereka.
Alam semesta tumbuh dari dua konsonan kata Ilahiah kun.
Seseorang mendapatkan cahaya dan lainnya kegelapan. Semua kebaikan datang dari cahaya tersebut dan semua yang jahat datang dari cahaya tersebut, maka hanya kebaikan datang darinya, dan
Mereka tidak mengingkari Allah yang dengannya Dia perintahkan, tapi mereka berbuat sesuai yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim, 6)
Setan dan para pengikutnya dilahirkan dalam kegelapan, dan hanya setan yang datang darinya.
Sedangkan Adam dan keturunannya, tanah liat yang darinya mereka dibuat adalah campuran cahaya dan kegelapan. Ada kebaikan dan kejahatan dalam sifat alamiahnya, dan dalam tindakan-tindakan mereka terletak sesuatu yang bermanfaat maupun berbahaya.
Dalam kehidupan mereka, mungkin memilih untuk datang mendekat pada Tuhannya atau untuk menolak-Nya, mencari asal muasal mereka atau mengacuhkannya; Itu adalah jalan-jalan yang mereka tergantung padanya yang merupakan bagian dari sifat alami yg mendominasinya.
Maka, jika cahaya dalam hakikat mereka merupakan hal yang dominan, ruh mereka menjadi pemimpin atas tubuhnya; dalam kacamata Tuhan mereka, mereka menjadi lebih baik dari para malaikat; ruh-ruh merek membumbung tinggi diatas langit-langit.
Tetapi bila tubuh mereka menenggelamkan ruhnya dan kegelapan sifat alamiah mereka memadamkan cahaya dalam eksistensinya, kemudian
mereka tereduksi dibawah tingkatan hewan, satu tingkat diatas Setan yang terkutuk.
Ketika Allah mengambil sekepalan tanah yang mengandung kata kun-Nya dan membuatnya menjadi bentuk Adam, Dia menepuk bagian belakangnya untuk memisahkan yang bersih dari yang berdebu.
Dengan demikian orang baik dari tangan kanan jatuh pada sisi kanan, dan orang jahat dari tangan kiri pada sisi kiri. Tidak ada seorang pun dari anak Adam yang dapat melewati sisi selain yang Tuhan kehendaki.
Dan tidak seorang pun bisa melawan kehendak Allah atau bertanya mengapa.
Ketika Dia yang menanam Pohon Eksistensi pertama kali mengeluarkan saripati dari benihnya, Dia mengaduknya sampai krim terangkat pada permukaan, alih-alih melewatkannya beberapa kali melalui sebuah saringan untuk menyaring setiap ampas yang mungkin ada di dalamnya.
Ketika ia menjadi lebih murni dari yang termurni, Dia menyinarinya dengan cahaya kebijaksanaan. Ia menjadi hidup, dan Dia mencelupnya kedalam lautan rahmat-Nya sedemikian sehingga seluruh mahluk dapat memperoleh bagian rahmatnya.
Kemudian darinya Dia mencipta cahaya Nabi kita Muhammad s.a.w, semoga shalawat dan salam tercurah padanya dan keluarganya.
Dia menghiasi cahaya ini dengan cahaya-cahaya dari alam malakuti tertinggi untuk menambah kecantikan dan kilauannya. Cahaya ini adalah asal muasal – sumber dari semua dan segala sesuatu yang maujud.
Maka pemimpin kita Muhammad s.a.w, adalah diantara pilihan Allah yang pertama dan yang terakhir muncul sebagai nabi diantara umat manusia untuk membawa mereka berita gembira di dunia ini, untuk menaruh mahkota keimanan diatas kepala mereka, dan untuk menjadi perantara mereka pada hari pembalasan.
Asal muasalnya tetap tersimpan tercatat dalam kitab suci Allah sebagai Yang Dicintai-Nya.
Dia hidup dalam surga kedekatan pada Tuhannya. Ruh-nya ada dengan Penciptanya, tapi tersembunyi dibawah kemiripannya dengan manusia lain.
Dia dikirim sebagai rahmat Allah bagi seluruh alam semesta, yang Tuhan ciptakan untuk kepentingannya. Jika itu bukan untuknya, alam semesta tidak akan ada.
Di sekitar Pohon yang dirahmati ini, sejauh mata memandang, adalah
bintang-bintang di langit, segala sesuatu mengelilingi kita, nama-nama yang dengannya mereka dipanggil, cara mereka berperilaku, dan apa yang mereka perbuat terhadap satu sama lain.
Tujuh langit adalah seperti daun-daunnya, yang memberi bayangan; bintang-bintangnya seperti bunga-bunganya. Malam dan siang bagaikan dua penutup, salah satunya hitam dan yang lainnya putih, yang dengannya Pohon tertutupi dua kali dalam sehari.
Ketika tirai hitam menyelimutinya, maka hilanglah dari pandangan. Ketika terselimuti dengan yang putih, ia akan memberikan cahaya pada mata, yang ingin melihat pemandangan indah.
‘Arsy Ilahi adalah tempat dimana Pohon Eksistensi menerima semua yang diperlukan. Inilah harta yang tak terbatas yang mempertahankan kelangsungan hidupnya; sebuah sumber kekuatan yang tak pernah habis yang melindunginya.
Itu adalah tempat dimana para malaikat, para pelayan Pohon Eksistensi, mereka yang memeliharanya, bersemayam.
Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling ‘Arsy, bertasbih sambil memuji Tuhannya… (Q.S Az-Zumar, 75)
Maka para malaikat menghadap ‘Arsy dan menerima apa saja yang diperlukan. Dimanapun mereka berada, mereka terbang di sekitarnya dan menunjuk ke arahnya.
Kapan saja sesuatu gagal dalam keharmonisan ilahiah dari Pohon eksistensi, kapan saja sesuatu yang tak terduga terjadi, para malaikat mengangkat tangan kepada ‘Arsy, mengharapkan ampunan untuk kegagalan mereka dalam melayani dan memohon pertolongan dari Pembuat Pohon, karena tidak ada tempat kembali selain pada-Nya.
Dan Dia yang membuat Pohon tidaklah ada disini atau disana, tapi ada dimana-mana. Dia tidak dapat terlihat atau diketahui - meskipun segala sesuatu yang diketahui, walaupun bukan Dia, adalah dari-Nya. ‘
Arsy Ilahi adalah manifestasi dari Kekuatan-Nya, bukan dimana tempat Dia bersemayam. Bila ‘Arsy bukanlah sebuah arah yang kepadanya para malaikat menghadapkan wajahnya ketika mereka melayani Pohon Eksistensi atas nama-Nya dan untuk kepentingan-Nya, mereka belum akan mengetahui kemana mereka berbalik untuk
meminta pertolongan dan memberikan kepatuhannya, dan
mereka tidak akan terjerumus dan tersesat.
Maka Pencipta segala sesuatu menciptakan ‘Arsy Ilahi, bukan sebagai sebuah tempat untuk Hakikatnya bersemayam, tapi bagaikan sebuah
sumber kekuatan untuk ciptaan-Nya berpaling padanya, untuk menerima apa saja yang mereka butuhkan.
Dia menciptakan mahluk, bukan karena Dia membutuhkan padanya, tapi supaya Sifat-sifat-Nya terlihat dan Nama-nama-Nya yang indah diketahui.
Satu dari Nama-nama-Nya adalah yang Maha Pemaaf: karena itu Dia menciptakan sesuatu yang akan menerima maaf- Nya. Satu dari Nama-nama-Nya adalah yang Maha Rahman. Satu dari nama-nama-Nya adalah Yang Maha Rahim. Karena itu Dia menciptakan seseorang yang ada dalam keperluan dan kebutuhan-kebutuhannya: untuk memanifestasikan kasih sayang-Nya pada mereka.
Semua dahan Pohon ini menghasilkan buah yang berbeda.
Karena itu setiap yang diciptakan senantiasa berbeda antara satu dan yang lainnya, juga demikian dengan apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka layani. Ini adalah perbedaanperbedaan dalam penciptaan seperti banyaknya Sifat-sifat Dia yang menciptakannya
Ketika Sang Khalik menciptakan alam semesta ini, yang dengannya Dia tidak mempunyai kebutuhan. Dia bermaksud untuk memanifestasikan Kekuasaan-Nya padanya, dan kesempurnaan kebijaksanaan-Nya, sehingga kehidupan datang dari bumi dan air.
Apakah Dia berkata sesuatu yang lain yang Dia hidupkan
Aku akan menempatkannya sebagai khalifah alam semesta (Q.S Al-Baqarah, 30)
Hanya manusia dari semua ciptaan yang disebut
Dialah yang telah membuatmu sebagai penerus- Nya di daratan
(Q.S. Al-An’am, 166)
Maka tujuan penciptaan kemanusiaan dan rahmat yang dicurahkan pada umat manusia adalah untuk membawa diantara mereka cahaya Muhammad yang pertama diciptakan, dalam bentuk manusia. Dia adalah realisasi dari K dalam kata ilahiah kun dan kata kanz (harta tersembunyi), ketika Allah berfirman :
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi dan Aku menyukai untuk dikenal, maka Aku ciptakan mahluk sehingga Aku dapat dikenal.
Maka kemudian, apa yang sesuai bagi mahluk adalah untuk mengetahui Pencipta-Nya. Dan Dia yang cinta untuk diketahui ada dalam hati yang Dia kasihi, yang cahayanya adalah ciptaan- Nya yang pertama, dan padanya Dia telah memperlihatkan Diri-Nya pada malam mi’raj.
Dengan keimanan dan kepercayaan padanya, orang melihat cahayanya dan mengenal Tuhannya sebagaimana dia melihat-Nya, dan semua memujinya. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah pada jungjunan kita Muhammad!
Maka Allah menciptakan yang paling Dia cintai, Muhammad, dari benih perintah ilahiah kun: …seperti sebuah benih yang mengeluarkan tunasnya. (Q.S Al-Fath, 29)
Dan memperkokohnya dengan sahabat-sahabat yang dirahmatinya dengan hati-hati yang kokoh, sepeti pohon yang …semakin kokoh, lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya Q.S Al-Fath, 29) Dibawah pengawasan Tuhannya dan dengan pertolongan- Nya.
Sekarang ketika dahan Muhammad yang perkasa muncul pada Pohon Eksistensi, dan daun-daunnya menjangkau jauh dan luas, awan-awan penerimaan tertarik olehnya dan mencurahkan hujan atas Pohon Eksistensi tersebut. Dan semua yang diciptakan, serta manusia serta jin, bersatu, dan menghirup wewangian pucuk bunga-bunganya
Pada hari Muhammad s.a.w, dilahirkan, tuhan-tuhan palsu yang diciptakan oleh tangan manusia jatuh pada muka-muka mereka dan musnah, dan agama-agama lama dibatalkan.
Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menegaskan keberadaannya, dan
Pohon Eksistensi pecah menjadi bunga-bunga dan buah-buahan
kegembiraan. Bahkan manusia yang ada pada sisi kiri, pada sisi jauh
Pohon tersebut, yang sifat alamiahnya menuntun mereka
menuju kejahatan, akan mendengar ketika angin berita Allah mencapai jalan mereka;
Tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (Q.S. Al-Anbiyaa, 107)
Dan harapan. Tapi janji ini hanya untuk …orang-orang yang telah ada ketetapan baik dari Allah (Q.S Al-Anbiya’,101)
Dengan demikian mereka yang ditetapkan menjadi baik adalah mereka yang akan mencium parfum dari taman yang dijanjikan dalam angin sepoi-sepoi manis yang datang dari Nabi, dan bergerak menujunya dengan cinta.
Tapi untuk yang tak dirahmati pada tangan kiri, tanpa adanya perhatian baik dalam tubuh maupun jiwa, angin sepoi-sepoi yang sama akan kembali menjadi sebuah angin puyuh kermurkaan ilahiah dan meniup jauh mereka.
Mereka melihat diri mereka sendiri berbuah; bagaimana buruknya keterkejutan ketika menemukan diri mereka sendiri layu dan mengering, kebahagian pada wajahnya berubah menjadi meringis dan jelek, serta harapan kekayaan mereka berubah menjadi kemiskinan dan keputusasaan!
Ada rahasia dari dahan Muhammad pada Pohon Eksistensi: ia datang ketika ia dicabangkan dari pohon eksistensi bebas, dan dari ruh cabang tersebut datang ruh mutiara cahaya Muhammad.
Wahai Nabi!, Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi dan pembawa kabar gembira yang baik, dan pemberi peringatan, dan menjadi penyeru kepada Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi. (Q.S Al-Ahzab, 45-46)
Maka dia adalah matahari, memancarkan cahaya atas alam semesta yang gelap, dan jiwa dalam tubuh eksistensi, memenuhi perintah Allah ketika Dia menyapa langit dan bumi:
Datanglah kamu berdua, sukarela atau terpaksa. Keduanya berkata: kami datang dengan sukarela (Q.S Fushshilat, 11)
Ka’bah di bumi dan Ka’bah diatasnya, di langit, juga mendengar dan taat, dan turun serta menjadi pusat kepercayaan hakiki di bumi.
Ketika Allah mengutus para malaikat-Nya untuk membawa sekepalan tangan tanah dari dunia ini untuk mendandani bentuk Adam, mereka membawa tanah dari semua iklim, sebagian hitam, sebagian merah, dan sebagaian tanah liat yang putih, tanpa berpikir apakah itu baik atau buruk.
Tapi ketika Tuhannya akan mendandani bentuk junjungan kita Muhammad s.a.w, tanah diambil dari sisi Ka’bah suci, pusat dari kepercayaan hakiki pada Allah.
Dalam penciptaan semua manusia lainnya Allah mencampur tanah liat tersebut dengan tanah liat Adam dan diaduknya sampai menjadi seperti roti donat: demikianlah Dia menciptakan umat manusia.
Jika anak cucu Adam tidak mempunyai jejak dari junjungan kita Kekasih Allah dalam diri mereka, pada Hari Kesaksian tidak ada yang
mampu berkata : Ya, kami bersaksi (Q.S Al-A’raf,172) ketika Allah bertanya: Bukankah Aku ini Tuhanmu? (Q.S Al-A’raf,172)
Berkenaan dengan misteri penciptaan Adam ini junjungan kita, Rasulullah s.a.w, berkata :
Saya adalah nabi ketika Adam masih ada diantara air dan bumi (Tirmizi)
Maka sifat alami yang baik dan rahmat dalam setiap orang serta apapun yang telah mengada adalah karena rahmat dari jejak Muhammad s.a.w, dalam diri mereka. Dan pada hari itu ketika setiap bagian dari masing-masing orang akan menjadi saksi terhadap mereka, dan Hakim Ilahi bertanya :
Bukankan Aku ini Tuhanmu? Mereka akan berkata Ya, kami bersaksi.
Tetesan dari tanah liat tubuh Nabi mereka akan mendominasi Tubuh tubuh mereka, kehidupannya, lidahnya, jika sifat sifat alamiah yang telah ditetapkan membuat mereka dapat memegang dan mempertahankannya. Maka ia tumbuh di dalamnya, dan ketika mereka dilahirkan ke dunia ini, ia menjadi ukuran dan bentuknya, sifat-sifat dan tindakan-tindakannya
Kemudian ruh indah mereka bersinar melalui kegelapan daging. Ketika mereka dipanggil oleh Tuhannya, mereka dapat berkata dalam ketaatan total: Aku disini dan sekarang, Tuhanku; Aku menjadi pelayanan-Mu
Tapi seseorang yang tanah liatnya tercemari tidak akan dapat menjaga tetesan dari tanah liat Muhammad ini, begitu pun tidak akan tumbuh di dalamnya. Pada saat pertama mereka juga akan menjawab “Ya”, membenarkan Tuhan mereka, tapi mereka akan segera lupa.
Dengan demikian tetesan rahmat akan membusuk dalam tanah tercemar dalam sifat alami yang jahat, dan runtuh. Itu seperti seseorang yang mempercayakan sesuatu yang berharga kepada seseorang yang korup dan kemudian mengambilnya kembali karena orang itu tidak layak menjaganya.
Seperti ini, pada permulaan keimanan juga terdapat dalam hati orang yang tak beriman, tetapi hanya dalam hati orang yang beriman saja yang tetap ada. Seperti sabda Rasulullah s.a.w :
Setiap anak dilahirkan sesuai fitrahnya sebagai seorang Muslim, tapi lingkungannya lah yang membuatnya menjadi seorang yahudi atau Kristen atauMajusi. (Bukhari, Tirmidhi, jami’)
Awalnya, semua orang berkata “Ya” ketika mereka ditanya,“Bukankan Aku ini Tuhanmu?” karena awalnya setiap bagian dari wujudnya memuat jejak-jejak tanah liat Rasulullah s.a.w.
Ini adalah kehendak Tuhan mereka. Tapi hanya mereka yang bertindak sesuai dengan kehendak Tuhannya dan bekerja keras untuk menjaga pemberian ini dapat menjaganya. Karena Allah telah menetapkan bahwa mereka yang terpilih akan menjaganya, tak ada paksaan dalam dunia yang sesuai dengannya
Cara Pohon Eksistensi tumbuh dan berbunga serta berbuah adalah manifestasi dari pikiran, keinginan, dan harapan –kesenangan yang diambil dari sesuatu yang indah, hasrat-hasrat rahasia, linangan air mata untuk kesalahan yang telah lalu,usaha-usaha dalam melakukan amal baik.
Ini adalah penyucian diri, hati manusia seluas dan sedamai lapangan hijau. Ini adalah penemuan misteri-misteri tersembunyi - mata batin melihat realitas batin, akal yang mencekram makna sesungguhnya dari perkataan sakral, bunga kebijaksanaan yang mekar, rahmat mengetahui kebenaran yang mengangkat jauh keatas, melebihisemuanya, dimana angin sepoi-sepoi manis mencumbu pipi
seseorang.
Ini adalah pencapaian terpuji dari seseorang yangmengenal asal muasal sesuatu, dan maqam yang di dalamnya terdapat jejak Nabi; tingkatan yang dicapai oleh para shiddiqin,rahasia-rahasia Ilahi yang diperoleh oleh seseorang yang dekat kepada Tuhannya, dan yang tak terlihat dilihat oleh orang yang tenggelam dalam lautan cinta.
Tapi apa semua ini dibandingkan dengan apa yang ada dalam hati Kekasih Allah, yang awal, yang akhir, dan yang terbaik dari mahluk-Nya, Hazrat Muhammad Mustafa?
Semua ornamen pada Pohon Eksistensi ini tidak lain adalah buah dari pencabangan dari dahan Muhammad, sedikit sorotan dari cahayanya, secangkir dari air mancurnya di surga untuk melepas dahaga dari semua yang beriman, sekerat dari pesta kedermawanannya, sebuah perkataan tunggal yang dipelajari dalam sekolah bimbingannya.
Seperti Tuhannya berkata tentang dia
Maka Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Allah merayakan dimana saja di seluruh alam semesta kebesaran Muhammad. Siang dan malam bekerja hanya untuknya.
Pembatas dipasang sekitar daratan dimana misinya akan berbuah dan dimana namanya disucikan, rahasia-rahasia dan ketentuan-ketentuan yang dibawa olehnya dihormati, dan kebenaran yang ditawarkannya, diterima.
Semua yang berpegang pada kata-kata Allah datang dari bibirnya yang dirahmati seperti seseorang yang tenggelam yang berpegangan
pada pelampung yang dilemparkan padanya.
Semua nabi yang datang sebelumnya mengikuti misinya, dan peraturan Allah untuk kebaikan semua manusia yang diturunkan padanya adalah hukum, baik itu untuk mereka yang mengikutinya dan juga mereka yang berpaling.
Dia adalah Nabi terakhir dan Penutup Kenabian sampai akhir zaman. Perkataan Allah dalam Qur’an, diturunkan padanya, mengandung semua yang Dia turunkan sebelumnya. Itu tidak akan diubah sampai akhir nanti.
Maka siapa saja yang berlindung padanya selamat dan aman, dan siapa saja yang mengikuti jalurnya akan dipimpin jauh dari kejahatan menuju penghambaan.
Ketika Adam berbuat dosa dan dikeluarkan dari Surga dan dikirimkan ke dunia diasingkan, dia dimaafkan hanya ketika dia memohon ampun atas nama Muhammad.
Dengan rahmat bahwa Muhammad akan datang dari keturunan Ibrahim, api yang kedalamnya Ibrahim dilemparkan berubah menjadi sebuah taman mawar. Dan ketika Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, Ismail diselamatkan atas nama Muhammad.
Allah berkata tentang hubungan Muhammad yang terpilih yaitu: Yang terdahulu, mereka yang paling dekat dengan Allah (Q.S Al-Waqi’ah, 10-11)
Yaitu buah-buahan dari tunas yang tumbuh lurus keatas pada Pohon Eksistensi:
Muhammad adalah Utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus
diatas batangnya…Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan diantara mereka, ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath, 29)
Dan dia berfirman tentang orang dari golongan kanan yang dirahmati, buah dari tunas yang condong ke kanan ketika ia bertunas dari benih kun:…Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai -Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orangorang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui
(Q.S Al-Ma’idah, 54)
Dan Allah berfirman tentang mahluk-mahluk golongan kiri yang tak beruntung, buah-buah busuk dari tunas yang condong ke kiri ketika ia bertunas dari benih yang samaTetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka memohon ampuna (Q.S Al-Anfaal,33)
Karena itu, Tuhan melingkupi seluruh dunia, dengan rahmat,yaitu Muhammad s.a.w, dan menyempurnakan agama- Nya, yakni Islam.
Pesan-Nya pada umat manusia dituntaskan dalam Al-Qur’an. Dia menciptakan mahluk untuk kepentingan Muhammad, dan dalam bentuknya.
Bentuk Adam dan anak cucunya tercipta dari bentuk namaMuhammad. Bulatnya kepala mereka datang dari huruf arab M. Dua tangan yang menggantung dari dua sisinya masing-masing merupakan bentuk huruf H. Perut seperti M yang kedua dalam tulisan Muhammad, dan
kaki yang terjulur adalah dari huruf Arab D. Karena itu, Tuhan menulis nama Kekasih-Nya dalam bentuk manusia
Sekarang pikirkan bagaimana cipataan lainnya, itu tidak lain adalah duplikat dari tubuh dan jiwanya. Karena alam tidak tunggal tetapi ada dua. Satu adalah alam materi dan yang lainnya adalah alam ruhani; yaitu alam yang tampak dan yang kasat mata.
Tubuh Muhammad menjadi model untuk alam yang tampak, dan alam ruhani diinspirasi oleh jiwanya yang diberkati. Dengan demikian kerapatan dan berat sesuatu dalam alam yang lebih rendah adalah seperti beratnya eksistensi materialnya diantara kita semua.
Dan keindahan serta keanggunan surgawi alam ruhani adalah seperti jiwa ilahiahnya. Semua gunung di bumi mempertahankan bumi pada tempatnya seperti tulang tulangnya yang menyangga tubuhnya yang diberkati dan semua air dalam dunia ini, sebagian diam, sebagian mengalir, sebagian manis, sebagian pahit, adalah seperti darah yang mengalir dalam pembuluhnya, atau tegak pada sendi-sendinya, dan seperti sistem pengeluaran dari tubuh: manis seperti air liurnya, yang membuat manis apa yang diminum dan dimakan; atau asin seperti air mata yang melembabkan dan melindungi mata; atau pahit seperti cairan dalam telinga, yang menolak lalat dan serangga.
Permukaan bumi ini seperti tubuhnya yang diberkati. Tanah yang subur seperti tempat dimana rambut tumbuh; tanah kering seperti tempat dimana tidak ada sesuatu. Dan danau yang besar yang darinya air mengalir, yang terbagi kedalam sungai-sungai kecil, yang membasahi tanah untuk kepentingan umat manusia, adalah seperti jantungnya yang memompa darahkedalam arteri dan pembuluh darah kecil, mencapai semua bagian dari tubuhnya yang diberkati, yang menjaganya tetap hidup.
Langit diatas adalah seperti simbol yang terlihat dari alam spiritual yang tidak dapat kita lihat. Disana Tuhan telah menempatkan matahari dan bulan memancarkan cahaya kepada manusia:
Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan dari sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?
(Q.S Nuh, 15-16)
Dengan cara serupa, Dia telah menempatkan ruh dalam tubuh untuk membuatnya bersinar, untuk mencari jalan yang benar dalam kehidupan. Dan pada akhirnya, ketika ruh pergi, mayat ditinggalkan dalam kegelapan, seperti malam pada bumi ketika matahari terbenam.
Akal manusia seperti bulan: pada saat tertentu lebih suram, dan pada saat lain lebih terang. Ketika pertama kali muncul ia adalah suatu yang suram, bulan sabit tipis, seperti akal anak-anak. Kemudian ia tumbuh menjadi bulan purnama, dan kemudian tereduksi menjadi tidak ada.
Demikianlah manusia memperoleh kekuatan penuh pada umur empat puluh tahun dalam pertengahan hidup. Kemudian mereka menurun.
Allah telah menciptakan lima planet di langit:
Setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. Aku bersumpah demi bintang-bintang (Q.S At-Takwir, 14-16)
Saturnus, Jupiter, Mars, Venus, dan Merkurius adalah seperti panca indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa pada seorang manusia, yang akan Tuhan panggil sebagai saksi pada Hari Pembalasan
Kemudian jauh diatasnya, dalam langit yang tak terlihat, Tuhan telah membuat ‘Arsy dan Kursyi Dia yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy (Q.S As-Sajdah, 4)
Dimana Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kesana. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al-Hadid, 4)
Dia tempatkan ‘Arsy sebagai sebuah petunjuk yang kepadanya hati orang yang beriman seharusnya menghadap, sebuah tanda yang kepadanya tangan seharusnya diangkat dalam shalat. Itu bukanlah dimana Hakikat-Nya dan bukan pula dimana Sifat-sifat-Nya bersemayam. Dia berfirman : Yang Maha Pengasih, yang bersemayam diatas‘Arsy (Q.S Tha Haa, 5)
Yang Maha Pengasih tidak lain adalah satu dari sifat-sifat-Nya dan eksis dalam pujian kepada-Nya, dan sesungguhnya adalah manifestasi dari Hakikat-Nya, dan juga dimanifestasikan dalam ciptaan-Nya.
Sementara Hakikat-Nya tidak diciptakan,‘Arsy adalah sesuatu yang diciptakan. Ia tidaklah disandarkan pada-Nya, bahkan tidak pula dekat dengan Dia; tentu saja tidaklah Dia duduk diatasnya, atau memerlukannya.
Sedangkan Kursyi, itu merupakan sebuah gerbang menuju rahasia-rahasia-Nya dan tirai yang menutupi cahaya ilahiah-Nya, yang dengannya Dia mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.
Kursyi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi Maha Besar.(Q.S Al-Baqarah, 255)
Dia telah membuat dada manusia seperti model untuk Kursyi-Nya, dimana semua pengetahuan masuk dan keluar untuk digunakan. Ia seperti halaman depan dengan dua pintu: yang satu menuju pada hati dan lainnya menuju jiwa yang menyuruh pada kejelekan.
Maka semua kebaikan yang masuk dan semua tindakan yang salah yang memasuki jiwa, yang keluar sebagai tindakan baik dan buruk, dihasilkan dari dada, sebagaimana firman Allah:
Dan apa yang tersimpan dalam dada dilahirkan (Q.S Al-‘Adiyat, 10)
Dia telah membuat hati manusia sebagai model dari ‘Arsy di langit. ‘Arsy di langit diketahui ada, tapi ‘Arsy-Nya dalam hati dibuat untuk menjadi rumah-Nya. ‘Arsy-Nya di langit tidak memuat Dia, Tapi ‘Arsy-Nya dalam hati manusia selalu ada dalam penglihatan-Nya: itu dimana Dia menurunkan dan memanifestasikan Dirinya sendiri, dan Dia mencurahkan Rahmat-Nya padanya dari langit. Allah berfirman
Aku tidak muat kedalam langit dan bumi yang Aku ciptakan, tapi Aku muat kedalam hati hamba-Ku yang beriman. (Hadits Qudsi)
Kemudian Allah menciptakan Surga dan Neraka untuk kehidupan di Akhirat kelak. Dia mendandani Surga-Nya dengan keindahan dan menyiapkannya untuk kesenangan dan kedamaian seseorang yang Dia cintai.
Dia membuat Neraka menjadi sebuah gambaran kemurkaan-Nya untuk hukuman orang orang jahat.
Surga adalah refleksi dari semua amal baik yang telah dilakukan, dan Neraka dibentuk dalam gambaran semua kecelakaan yang disebabkan oleh semua penghuninya.
Seperti halnya Surga dalam kehidupan ini, harta dari semua kebaikan ada dalam titik hitam didalam hati itu – hati dari hati hamba-Nya yang beriman.
Disanalah tempat Dia mewahyukan Diri-Nya, dimana wahyu dan inspirasi ilahiah turun, dimana doa yang tulus datang; ia adalah sumber cahaya ilahiah yang menunjukkan jalan yang benar.
Dan Neraka terkunci dalam jiwa manusia yang menyuruh pada kejahatan: kemauan terdalam yang gelap dari keinginan keinginan kotor. Dalam kegelapan totalnya seseorang ditipu oleh imajinasinya, melihatnya sebagai sebuah realitas, dimana pandangan jahat mengobarkan api dosa.
Kemudian Allah menciptakan Lauhul Mahfudz dan Pena untuk menulis, menetapkan segala sesuatu yang ada, yang telah ada, dan yang akan terjadi sampai akhir zaman.
Dan Dia menciptakan para malaikat untuk melakukan apa yang Dia perintahkan pada mereka untuk dilakukan. Mereka mendengar dari Tuhannya tentang penciptaan, pemusnahan, kehidupan, kematian, konfirmasi, perubahan, penyusutan, tambahan; semua yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi dalam semua ciptaan-Nya.
Lidah manusia seperti Pena, dan dada manusia seperti Lauhul Mahfudz. Apa saja yang dikatakan ditulis dalam dada sebagai ingatan untuk diingat, dan apa saja keinginan hati diangkat ke lidah, yang menginterpretasikannya secara batin.
Allah memilih indera sebagai pembawa berita dari hati. Telinga adalah mata-mata hati, mendengarkan rahasia-rahasia. Mata dalam hati diperkejakan sebagai pengawas dan penjaga. Lidah diberi tugas menjadi penterjemah hati, yang melaluinya hati berbicara dalam kata-kata yang orang dapat pahami.
Dan Tuhan menciptakan properti tertentu pada manusia sebagai bukti Tuhannya dan kebenaran akan kenabian Muhammad s.a.w. Itu adalah jiwa. Manusia, yang Dia ciptakan sebagai lambang alam semesta, adalah sebuah alam; sebuah kerajaan dalam dirinya sendiri.
Kerajaan ini memerlukan raja untuk mengendalikannya, maka Allah menciptakan jiwa untuk mengaturnya. Pemimpin ini sendirian, ia tersembunyi dari mata: tak ada seorang pun mengetahui dimana dia.
Tidak ada sehelai rambut yang bergerak dalam tubuh tanpa sepengetahuan jiwa. Jiwa membuatnya bergerak pada kali pertama, dan tak ada yang terlihat atau dirasakan atau dilakukan, melainkan semuanya tersimpan dalam jiwa
Sekarang sebagai kerajaan manusia, lambang alam semesta terlihat dan tak terlihat, memerlukan jiwa sebagai rajanya, maka ciptaan lainnya juga memerlukan pemimpin yang kualitasnya seperti jiwa manusia: satu dan unik, tersembunyi dari mata, tidak seperti sesuatu yang diketahui atau dapat diketahui; Sesuatu yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam kerajaannya dan penyebab semua yang terjadi, siapa yang masuk dan keluar dengan segala sesuatu tanpa bersama dengan mereka; tak terlihat, tak tersentuh, diluar pencapaian, sangat berkuasa….dan bahkan semua ini tak ada hubungannya dengan Dia:
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat (Q.S Asy-Syura, 11)
Allah mengirimkan pada ciptaan-Nya dua khalifah. Satu yang hadir diantara mereka, seperti mereka. Yang lainnya tersembunyi dari mata, ruh.
Yang jelas adalah Muhammad s.a.w, utusan Allah. Yang tersembunyi adalah malaikat Jibril, yang membawa wahyu-wahyu Allah kepada Muhammad tanpa terdengar atau terlihat atau dikenali.
Demikian juga manusia, lambang penciptaan. Jiwa, pemimpin kerajaan manusia, mempunyai dua wakil, satu yang tak terlihat dan lainnya material. Yang tersembunyi adalah kehendak; sedangkan yang material adalah lidah. Kehendak manusia mempunyai maqam Jibril dalam kehidupan manusia, yang membawa wahyu dari suara hati ke kesadaran yang diucapkan oleh lidah. Dan ketika lidah mengungkapkan apa yang kehendak telah turunkan, ia ada dalam posisi utusan Allah,Nabi.
Maka carilah makna dari segala sesuatu dalam dirimu sendiri. Kamu akan memperoleh dalam inti dirimu kebenaran kenabiannya dan risalah ilahiah yang dia bawa. Kamu juga akan mendapatkan, dalam kesangat wujudan dirimu, eksistensi hukum ilahiah yang dia tetapkan. Kamu akan menemukan kesamaan dalam sifat alamiah dirimu atas apa yang dia lakukan dan katakan.
Allah menempatkan pada akar tanganmu lima tulang yang darinya lima jari tangan keluar, masing-masing dalam lima bagian. Pondasi hukum Islam yang suci ditegakkan atas lima pilar: bersaksi bahwa tidak tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan-Nya; shalat harian; zakat; puasa di bulan Ramadhan; dan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.
Seperti lima ruas tulang pada jarimu, ada lima kali shalat dalam Islam, pada waktu fajar, siang, sore, maghrib, dan malam. Zakat berkenaan dengan lima hal: hewan ternak, pertanian, buah-buahan, logam berharga, dan barang jual beli.
Dan anggota ahlul bait Rasulullah yang diberkati juga ada lima : Muhammad s.a.w, ‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husayn Rahmat Allah atas mereka semua.
Dengan demikian Allah telah membuat dalam telapak tanganmu sendiri tanda-tanda yang atasnya peribadatanmu tergantung, hidup sesuai dengan hukum, serta dalam mencintai dan meniru Nabi dan mereka yang dia cintai dan yang mencintainya.
Lima pilar Islam direpresentasikan dalam dirimu dengan lima indera: matamu untuk melihatnya, telingamu untuk mendengarnya, tanganmu untuk merabanya, hidungmu untuk mencium wanginya, dan lidah untuk merasakan manisnya.
Maka jika kamu menggunakan lima inderamu dengan cara yang benar, kamu akan mengetahui bahwa semua dan segala sesuatu dihasilkan dari lima prinsip dalam Islam.
Dan dengan melaksanakan lima kewajiban agama itu kamu akan mengetahui kebenaran segala sesuatu dan menerima bagian keuntunganmu dari apa pun yang kamu lihat, dengar, raba, cium, dan rasa.
Shalat adalah cahaya mataku (Al-Jami, as-suyuti) Ketika kamu menyentuh sesuatu, tanganmu akan mengetahui bahwa apa yang mereka pegang bukanlah kepunyaanmu, mentaati perintah Allah
Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka (Q.S At-Taubah, 103)
Dan kamu akan memberi sedekah. Ketika kamu merasakan sesuatu, lidahmu akan mengingatkanmu pada mereka yang lapar dan mengundangmu untuk melakukan puasa.
Ketika telingamu mendengar seseorang menyeru, mereka akan mengingatkanmu pada panggilan Penciptamu, yang meminta Nabi-Nya untuk menyeru :
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji (Q.S Al-Hajj, 27)
Dan ketika kamu mencium sesuatu, hidungmu akan memanggilmu
untuk mencari napas rahmani Yang Maha Kasih, sebagaimana Nabi pernah berkata :
Sesungguhnya Aku mencium wangi napas Yang Maha Pengasih datang dari arah Yaman.
Semoga Allah memberimu kesadaran atas apa yang kelima indera persepsi.
Ketika Allah menciptakan bapak kita Adam, Dia menempatkan cahaya Muhammad, mahluk-Nya yang pertama diciptakan, pada dahi Adam. Ketika para malaikat bertemu Adam cahaya tersebut, tapi Adam mengacuhkannya, karena tidak dapat melihat cahaya ilahi mereka memberi hormat dan salam atas Muhammad bersinar pada dahinya sendiri. Maka dia berdoa pada Pembuatnya seraya berkata :
Oh Tuhanku, Aku cinta untuk melihat cahaya jiwa Muhammad, Kekasihmu, yang akan Kau bawa ke bumi sebagai salah seorang anak masa depanku. Maka mohon gerakkanlah itu dari dahiku ke tempat dimana aku dapat melihatnya.
Kemudian Allah menerima doanya, dan kilatan cahaya ilahiah bersinar dari ujung jari telunjuk Adam. Dia mengangkatnya dan berkata :
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu
Karena itu mengapa jari telunjuk disebut “yang indah” dan diangkat dalam penegasan ketunggalan Allah dan keunikannya dalam Islam
Kemudian Adam memohon pada Penciptanya:
Ya Tuhanku, apakah akan ada sesuatu dari cahaya Ilahiahmu yang ditinggalkan dalam diriku untuk kelahiranmereka yang terpilih lainnya?
Dan Tuhan bersabda :
Ya
Demikian yang kamu pegang sebagai sesuatu yang benar sebagaimana apa yang mereka pegang sebagai kebenaran.Untuk mengingatkanmu atas lima anggota ahlul bait Nabi: Muhammad, ‘Ali, Fatimah, Hasan dan Husayn, yang darinya Allah membersihkan semua ketidakmurnian, sebagaimana Dia berfirman:
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sesuci-sucinya
(Q.S. Al-Ahzab,33)
Dan Nabi berkata :
Ayat ini tentang kami, ahlul bait – tentang aku, dan‘Ali, Fatimah, Hasan, dan Husayn (As-Suyuthi)
Lima jari dari masing-masing kakimu juga sebagai pengingat. Lima jari kaki kananmu bermakna untuk tetap mengingatkanmu akan shalat lima waktu yang Allah telah wajibkan padamu, supaya kamu berdiri diatas kakimu menghadap Tuhan dalam shalat dan dalam penghambaanmu pada Tuhan di dunia ini dan dalam kehidupan ini. Lima jari kaki kirimu adalah pengingat untuk membayar zakat, yaitu lima koin perak untuk setiap dua ratus koin yang kamu punya.
Sebagaimana Penciptamu telah menjadikan kakimu berdampingan dengan kokoh di atas bumi, pentingnya shalat dan memberi zakat adalah penghambaan yang sepadan pada Tuhanmu selama kehidupanmu di dunia ini.
Tuhanmu juga telah memberimu sesuatu dalam kehidupanmu untuk mengingatkanmu akan kematian dan kebangkitan kembali serta rasa kedamaian dari kesengsaraan/ siksaan yang kamu akan rasakan dalam kuburmu. Yaitu tidur,dan mimpimu ketika tidur.
Ketika tertidur, seseorang seolah-olah meninggal, tidak dapat mendengar, melihat atau bertindak. Kemudian kita bermimpi. Dalam mimpi kita, kita diberi sebuah penglihatan selain dari apa yang kita lihat ketika terbangun, dan mendengar dengan telinga selain dari yang biasa kita punya. Kita datang dan pergi, makan dan minum di tempat lain, di saat lain. Kamu bergembira atau menderita, persis seolah-olah kamu sedang menunggu dalam pusaramu sebelum kebangkitan kembali.
Kemudian kamu terbangun dari tidur lelapmu, bukan oleh kehendak dirimu sendiri atau pilihanmu, sebagaimana kamu akan dibangkitkan dari kematian pada Hari Pembalasan apakah kamu suka atau tidak.
Mereka yang menolak hari kebangkitan, biarkan mereka tidur tanpa terbangun! Biarkan para pemimpi di siang bolong yang percaya hanya pada kehidupan di dunia ini menolak pengadilan Hari Pembalasan. Bagaimana mereka akan menjawab Hakim pada Hari Pembalasan?
Setelah memperhatikan dirimu sendiri, sekarang perhatikanlah sekelilingmu. Apakah kamu lihat bahwa Sang Pencipta telah menciptakan mahluk hidup dari tiga keturunan? Dia berfirman :
Allah menciptakan setiap yang hidup dari air; Sebagian dari mereka merangkak diatas perutnya…Seperti ular dan cacing Dan sebagiannya adalah mereka yang berjalan dengan dua kakinya Seperti manusia dan burung, Dan sebagian dari mereka ada yang berjalan dengan empat kaki(Q.S. An-Nur, 45)
Seperti hewan berkaki empat lakukan. Maka sebagian dari mereka ada pada mukanya seolah-olah mereka sujud dalam shalat, sebagian dari mereka berdiri seperti dalam posisi berdiri dalam shalat, dan yang lainnya bengkok seolah- olah sedang membungkuk dalam shalat.
Pohon-pohon dan batu-batu yang tegak hanya dapat berdiri. Mahluk hidup yang merangkak tidak dapat berdiri atau membungkuk (rukuk). Dan mereka yang punya empat kaki tidak dapat berdiri atau sujud,tetapi semua mereka itu tidak mempunyai keinginan mereka sendiri dan hanya tunduk pada kehendak Sang Penciptanya saja.
Dan dalam semua yang mereka lakukan, mereka memuji-Nya,begitu juga segala sesuatu yang Dia ciptakan.Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak adasesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. (Q.S Bani Israil, 44)
Manusia berbeda. Pada kemanusiaan, yang untuknya Dia telah ciptakan semua ciptaan lainnya, Allah telah memberikan sebuah kehendak. Hal itu sedemikian sehingga dirimu sendiri bisa memilih untuk memuja-Nya dalam semua cara seperti semua ciptaan-Nya lainnya mengingat-Nya:
…ingatlah Dia ketika berdiri,rukuk, atau berbaring… (Q.S Ali ‘Imran, 191)
Dalam dirimu, segala puji dari semua ciptaan-Nya dimanifestasikan. Maka Dia mentakdirkanmu sebuah cara untuk berdoa yang menggabungkan cara-cara segala sesuatu berdoa, sedemikian sehingga kamu dapat memperoleh berbagai keuntungan.
Kamu ada di puncak, artinya menjadi yang terbaik dari semua yang ada. Kamu adalah yang terpilih diantara semua hamba-hamba Allah.
Kamu adalah tujuan dari seluruh ciptaan lainnya, yang Dia ciptakan dalam bentukmu dan untuk kepentinganmu.
Dan Muhammad s.a.w adalah yang terbaik diantara kita semua: Kekasih Allah.
Karena itu Dia telah ciptakan bapak kita Adam dalam bentuk nama Muhammad, dan alam semesta dalam bentuknya yang diberkati.
Ketahuilah bahwa semua mahluk surgawi yang tidak dapat terlihat oleh mata manusia diwajibkan untuk melayani Pohon
Eksistensi. Tujuan dari eksistensi mereka adalah untuk bekerja keras bagi keuntungannya, sehingga Pohon tersebut mencapai ketinggian yang Penciptanya telah tetapkan baginya.
Semua ini adalah dalam rahmat dari satu cabangnya yang disebut Muhammad, “yang dipuji oleh Allah” dan cahaya ilahiah yang ia kandung disebut Ahmad – cahaya yang sama yang Allah pertama kali ciptakan untuk memisahkan cahaya keberadaan dari gelapnya kekosongan ketiadaan. Dia menempatkan sebuah noktah cahaya dari matahari Muhammad pada dahi bapak kita Adam.
Pada saat melihatnya, para malaikat bersujud
Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” mereka semua bersujud kecuali Setan. (Q.S Al-Baqarah, 34)
Dan para malaikat bersaksi: Muhammad adalah raja yang bersemayam diatas ‘Arsy, selamanya. Mereka diminta oleh Tuhan untuk menghormati cahaya Muhammad di kepala Adam, dan dipilih untuk menjadi saksi atas apa yang mereka saksikan.
Mereka diberi tugas untuk melayani Pohon Eksistensi untuk menyatakan terima kasihnya. Maka mereka melayani Muhammad, benih dan jiwa dari Pohon Eksistensi, yang melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dan menjauhi apa yang Tuhannya larang dalam kerajaan alam semesta-Nya.
Maka para malaikat melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dilakukan. Sebagian adalah para ahli tulis surgawi, yang menulis perkataan Allah dalam kitab suci. Sebagian menjaga Pohon Eksistensi dari ketidakmurnian. Sebagian adalah para pembawa yang membawa amal-amal baik dari hamba-hamba Allah. Sebagian mencatat sebagai amal baik dosa-dosa dari para pendosa ketika mereka taubat; yang lainnya mencuci wajah-wajah mereka dari jejak-jejak dosanya, dan
sebagian lainnya
…memohonkan ampun bagi mereka di bumi (Q.S Asy-Syura, 5)
Tetapi yg lainnya adalah para malaikat penjaga yang melindungi apa yang tertulis dalam ketetapan umat manusia, apakah sesuai dengan mereka atau bertentangan dengan kehendak mereka. Sebagian membagikan roti harian untuk orang-orang sehingga mereka akan berterima kasih. Sebagian meniupkan angin; sebagian menggiring awan; sebagian mengisi lautan; sebagian menarik tirai malam dari bumi dan yang lainnya menyinari cahaya hari. Sebagian mengendalikan anggota masyarakat dari berbuat dosa, sebagian menghilangkan bencana dalam jalan mereka. Sebagian menolong dalam menghiasi taman-taman surga, dan sebagian ditugaskan
memberi api pada Neraka.
Maka ketika segala sesuatu sudah tertata dan bumi ini berubah menjadi tempat tinggal, Tuhan memanggil semua mahluknya masuk dan melewatkan cangkir kehendak-Nya ke sekelilingnya, untuk semua mereka minum dan dihibur.
Tamu pertama yang datang adalah Setan, berpakaian dengan busana kesukaannya, memperlihatkan kesetiaan dan pujian bagi Tuhannya sedangkan dibawah penyamaran ini adalah kesombongan yang tersembunyi, iri dan kebohongan.
Dia melihat sekelilingnya dan melihat betapa indahnya dia, dan berpikir bahwa hanya dialah yang dapat melihat dan mengerti. Tapi kecantikan yang dia lihat hanya menambah iri, kemarahan dan pemberontakannya. Semua ini masih tidak terungkap, tersembunyi dibawah raut muka yang wajar dan bersinar. Tepat ketika dia telah meyakinkan dirinya sendiri tentang betapa rendahnya segala sesuatu itu, terbuat dari tanah dan air,
Tuhannya menyuruh dia untuk bersujud di depan Adam, yang telah diciptakan dari tanah liat yang basah. Sekarang Setan, dalam pemberontakan, tidak mampu lebih lama lagi menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya; dia menolak hadiah Allah yang ditawarkan dalam cangkir kehendak-Nya, menyangka dia terlalu baik untuk itu.
Karena itu dia meninggalkan kelompok yang baik itu dan keindahan dibelakangnya serta bergerak menuju alam kegelapan imajinasi, godaan dan penipuan. Dalam kegelapan dia mencari dalam ingatannya apa yang dia pernah lakukan dengan benar, semua pengetahuan, kesetiaan, dan amal-amal yang dia telah bualkan.
Tetapi dia tidak dapat menemukan apa-apa. Terjerumus dibawah tiupan apa yang telah dia lakukan, hilang harapan baik dalam jalan yang dia tempuh dan juga orang yang mengikutinya, dia jatuh kedalam jurang kehilangan pertolongan, tanpa ada dahan tempat berpegang dalam kejatuhannya.
Gambaran tunggal yang dia temukan dalam kejatuhannya adalah kemarahan dan pembalasan dendam. Dia menjerit dalam kesakitan:
Sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, dan akan kusuruh mereka mengubah ciptaan Allah (Q.S. An-Nisaa, 119)
Tapi suara Tuhan menenggelamkan suaranya yang jelek. Dia berkata :
Sungguh, kamu (Iblis) tidak kuasa atas hambahamba- Ku (Q.S. Hijr, 42)
Mungkin Setan sudah dapat dihancurkan disana dan pada kesempatan lain – tetapi itu bukanlah takdirnya. Dalam kegelapan kebodohannya, dia memohon pada Tuhannya untuk sebuah pengecualian, sehingga dia bisa mendapat kesempatan untuk memikat orang yang tak beriman kedalam Api Neraka.
Dan Tuhan mengijinkannya, bahwa para pendosa dan penjahat mungkin bergantung padanya, dan demikian kapan saja seseorang
dari mereka tergelincir, dia dapat berkata :
…sesungguhnya mereka digelincirkan oleh Setan, disebabkan oleh kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat, tetapi Allah benar-benar memaafkan mereka. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. (Q.S. Ali ‘Imran, 155)
…ini adalah perbuatan Setan… (Q.S Qashshash, 15)
Dengan demikian yang mempunyai kesempatan, dia akan bertobat, seraya berkata
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diri kami sendiri, maka ampunilah kami (Q.S Qashshash, 16)
Dan harapan Tuhannya akan mengampuni dan …mengampuninya.
Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (Q.S Qashshash,16)
Waktu berlalu, dan takdir membawa Adam dan Setan kembali bersama lagi dihadapan ketidaktaatan. Setan ada disana karena dia tidak melakukan apa yang diperitahkan, dan Adam
datang karena dia melakukan apa yang dilarang.
Takdir mereka membawa mereka bersama, sebagaimana dijanjikan dalam keringanan ilahiah. Perintah Tuhan dan kehendak-Nya datang dari arah yang berbeda. Dia perintahkan sesuatu, tapi kehendak -Nya berlainan. Dan apa yang Dia kehendaki meniup terbang apa yang Dia perintahkan.
Tetapi ada batasan yang ditetapkan baik untuk Adam dan Setan. Ketika setan pergi melewati batas, ia ditakdirkan bahwa dia akan tetap selamanya dalam pelanggaran hukumnya. Kemudian dia pasang tendanya, diikat dengan tali penentangan, dalam lembah kejatuhan dari kemuliaan, dan itu menjadi tempat permanennya.
Sedangkan Adam rindu pada rumah yang dia telah hilangkan di taman Surga. Siang dan malam dia berduka berurai air mata, menumpukkan kesalahan pada dirinya sendiri.
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang Merugi (Q.S A’raf, 23)
Dan Yang Maha Pemaaf mendengarkan keluhannya : Kemudian Adam menerima perkataan dari Tuhannya. Lalu Dia pun menerima tobatnya.
Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang (Q.S. Al-Baqarah, 37)
Dan Dia memaafkan bapak kita Adam.
Sedangkan untuk Setan yang sial, Allah mengirimnya kuda -kuda kriminal yang terlepas dari tali kekangnya, mengirimnya berita bahwa ia dilemparkan dan dikirim jauh dari tempat yang sekarang dia pijak. Allah berkata padanya
Pergilah dari tempat ini…. (Q.S Al-Baqarah,38)
Adam juga, jatuh dari Surga, dalam keputusasaan total, terobek dalam kegelisahan, dan memohon : Ya Tuhanku, Aku telah merasakan racun ketidaktaatan ketika aku dibesarkan di Surga, sekarang selamatkanlah diriku dari api kesedihan dalam keterpencilanku dari Mu
Dan Adam mendengar jawaban atas doa-doanya:
Jangan takut sampai….…Hari Kebangkitan, yang tak ada keraguan di dalamnya. Sebagian akan ada di Surga dan sebagian lagi dalam api yang membakar.(Q.S. Asy-Syura,7)
Maka ketika tiba saatnya, Adam mengambil orang-orang pada sisi kanan dan Setan datang mengambil orang-orang yang ada pada sisi kiri menuju tempat dimana mereka seharusnya berada.
Tapi pada satu titik Adam dan Setan bertemu, yaitu tempat dimana jalan menuju ke kanan dan ke kiri bercabang. Ketika mereka bertemu, jejak pertemanan tetap ada pada keduanya pada suatu tempat mereka bertemu dan dalam masing-masing diri mereka.
Maka mereka yang asal muasal atau kecenderungannya adalah belok ke kiri akan mengambil jalan yang digelapkan oleh bayangan hitam kejahatan, dan pada perpanjangan kebutaan mereka dalam kedekatan ke Setan, mereka jatuh kedalam jurang keingkaran dan ketidaktaatan, seperti seseorangyang memimpin mereka.
Tapi mereka yang ada pada sisi kanan Adam akan diselamatkan. Mereka akan melihat kebenaran dalam cahaya yang bersinar pada dahi Adam, cahaya yang menjaga kegelapan kejahatan tetap berada pada jarak aman.
Maka apa yang mereka lihat dan apa yang mereka ketahui menyelamatkannya dari ketidaksetiaan. Jejak-jejak karakter mereka yang ada dalam kegelapan dari mereka yang ada pada sisi kiri, sebagian masih tetap ada.; karena sebelum jalan mereka terpisah mereka sempat bersamasama.
Tetapi karena esensi mereka itu bersih awalnya, kotoran tetap ada pada permukaannya dan tidak dapat masuk. Maka mereka yang ada pada sisi kanan, juga, bersalah dan berdosa, karena mereka terinfeksi oleh mereka yang ada pada sisi kiri ketika mereka sempat bersama-sama. Sayangnya, infeksi tersebut tidak akan pernah lolos.
Tapi ada alasan lain mengapa orang baik berdosa. Ketika Allah berkehendak menciptakan bapak kita Adam, Dia memerintahkan supaya sekepalan tanah bumi diambil dari dunia; darinya, Adam mungkin diciptakan.
Untuk melakukan apa yang Allah perintahkan, Malaikat Pencabut Nyawa datang ke bumi. Tapi Setan yang terkutuk sudah ada disana. Allah telah mengirimnya semasa dia masih sebagai jin, sebelum dia memberontak, bersama dengan sekelompok malaikat untuk melayaninya.
Untuk waktu yang lama dia tinggal di bumi, melaksanakan ketaatannya. Maka ketika Malaikat Pencabut Nyawa mengambil sekepalan tanah bumi untuk Tuhan guna menciptakan Adam, demikian saja terjadi bahwa pada sebagian tanah itu Setan menginjaknya dengan kakinya.
Ketika tanah liat diaduk bersama dan Adam terbuat darinya, sebagian dari tubuhnya tercemar dengan tanah yang terinjak kaki setan, tapi sebagian lainnya bersih. Dagingnya, personalitasnya, dan hasrat-hasratnya tercemar dengan kotoran yang ada dibawah kaki setan, tapi hatinya tetap murni, tak tersentuh, terbuat dari tanah yang bersih tak tercemar oleh jejak kaki Setan.
Ini adalah alasan bahwa daging adalah tempat nafsu syahwat. Ia memikul jejak-jejak kejahatan dan Setan mempunyai kuasa atasnya karena jejak kakinya ada didalamnya.
Hal itu juga mengapa, ketika Allah memerintahkan para malaikat bersujud di depan Adam, Setan menolak, yang menyebabkan kejatuhannya. Dia berpikir bahwa mahluk yang terbuat dari lumpur yang sempat dia pijak, lebih rendah dibanding dia. Dan dia pikir bahwa api, yang darinya dia dibuat, jauh lebih unggul dibanding lumpur.
Dengan demikian mengabaikan peringatan Allah!
Hai orang-orang yang beriman, janganlah mengikuti langkah-langkah Setan - dan siapa saja yang mengikuti Setan sungguh menyuruh kepada kebohongan dan kejahatan. Dan jika bukan karena Rahmat Allah padamu serta Ampunan-Nya; tak ada seorang pun yang terbebas dari dosa, tapi Allah membersihkan siapa saja yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.S. An-Nuur, 21)
Ingatlah ketika Pohon Eksistensi pertama kali mulai tumbuh; tiga cabang tumbuh darinya: satu ke kanan, cabang orangorang yang baik pada golongan kanan; satu ke kiri, cabang orang -orang yang merugi pada golongan kiri; dan satu yang ada di tengah, yang tumbuh lurus keatas dan itu adalah cabang orang orang yang terdahulu, diberkati karena menjadi orang-orang pertama diantara Muslim, Allah berfirman:
Mereka yang ada pada golongan kanan, alangkah gembiranya mereka yang ada pada golongan kanan! Dan mereka yang ada pada golongan kiri, alangkah ruginya mereka yang ada pada golongan kiri! Dan yang terdahulu adalah orang terdahulu; mereka yang sangat dekat kepada Allah dalamSurga Kebahagiaan (Q.S. Al-Waqi’ah,8-12)
Hakikat dalam benih Pohon Eksistensi adalah jiwa Muhammad, yang menyebar ke seluruh cabang-cabangnya, sebagaimana Pencipta berfirman:
Kami tidak mengutusmu melainkan sebagai Rahmatbagi seluruh alam semesta (Q.S. Al-Anbiyaa’, 107)
Tapi setiap cabang Pohon Eksistensi menerima bagian secara proporsional sesuai dengan kapasitas untuk menerimanya.
Sekarang bagian dari cabang orang-orang yang baik pada sisi kanan adalah ruh penyembahan dalam mengikuti sunah Rasul, dan dalam mengikuti hukum yang dia bawa: Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada pada sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka mengerjakan yang mungkar dan mengahalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan mereka dari segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
Menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan padanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung(Q.S. Al-A’raf,157)
Dan bagian dari ruh Muhammad yaitu bagian dari cabang yang tumbuh naik keatas pada pusat Pohon Eksistensi, cabang yang paling ujung adalah untuk tumbuh menuju Pencipta, untuk datang mendekat kepada-Nya, bersama-Nya:
Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itu teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An-Nisaa’,69)
Cabang dari orang-orang golongan kiri juga mempunyai bagian ruh Muhammad. Kepunyaan mereka itu merupakan pelindung dalam kehidupan di dunia ini dari hukuman yang disegerakan atas dosa-dosa mereka.
Dan Allah tidak akan menghukum mereka sementara engkau (Muhammad) ada diantara mereka, dan juga Allah tidak akan menghukum mereka sedangkan mereka memohon ampunan
(Q.S. Al-Anfal,33)
Ketika waktunya tiba bagi Muhammad s.a.w untuk lahir ke dunia ini dalam bentuk tubuh dan jiwa, tunas kedatangannya muncul dari benih Pohon Eksistensi.
Kemudian akar-akarnya menjadi kokoh, cabang-cabangnya tumbuh, dedaunan hijau berkembang. Tuhan, tanpa perkenannya tidak akan
menggerakkan sebuah daun, memberikan perintah:
Maka tetaplah engkau sebagaimana telah diperintahkan kepadamu, dan juga orang-orang yang bertobat bersamamu (Q.S Huud,112)
Maka kebajikan menjadi sifat alami dan jalan Rasul, yang diangkat oleh Tuhannya menuju tempat di Surga Yang dengan karunai-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal; di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu (Q.S. Fathiir,35)
Ketika dia mencapai maqam persatuan total, dia meninggalkan perhatiannya, baik kepada dunia ini maupun akhirat kelak. Dalam kebenaran dia diangkat dari satu ketinggian ke ketinggian
lain, berdiri tegak.
Tempat pertama yang dia datangi adalah dunia material ini, dimana dia muncul dalam daging dan darah. Disini dia dikatakan:
Wahai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan Agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala perbuatan keji, dan janganlah engkau memberi untukmemperoleh yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (Q.S Muddatstsir,1-7)
Dan ketika dia melakukan apa yang diperintahkan dan tugasnya diselesaikan dengan baik, dia mendengar:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, telah Ku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Ku ridhai Islam sebagai agamamu (Q.S Al-Ma’idah,3)
Sekarang Mudah-mudahan Tuhanmu akan mengangkatmu ke maqam yang terpuji (Q.S Bani Isra’il,79)
Dan dia diangkat ke tingkat ‘Arsy, dimana dia akan menjadi saksi bagi para pendosa pada Hari Pembalasan. Kemudian dia diangkat dari maqam fana ke maqam baqa, menuju tempatnya di Surga
...menempatkan kami dalam tempat yang kekal (Q.S Fathiir, 35)
Dan akhirnya dia dibawa ke tingkat keempat, dimana dia melihat Tuhannya: ...yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai keteguhan; maka dia menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi, kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Sehingga jaraknya sekitar dua busur panah atau lebih dekat lagi.
Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba- Nya apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sungguh, dia telah melihatnya pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha, di dekatnya ada Surga tempat tinggal. (Q.S An-Najm, 5-15)
Hanya dia diantara semua manusia yang dipilih untuk diangkat sedemikian tinggi, datang begitu dekat, dan diperlihatkan Tuhannya, dengan demikian dia bisa memberi kesaksian atas apa yang dia sudah lihat dengan mata sendiri. Ini karena dia adalah satu-satunya tujuan penciptaan segala sesuatu yang tercipta.
Maka bila kita melihat keseluruhan ciptaan sebagai Pohon, dia adalah kehidupan, benih dari Pohon Eksistensi.
Buah dari pohon adalah hasil dari benihnya. Ketika benih ditanam, diairi, dibajak, dia bertunas, tumbuh berkembang, batang dan cabang-cabang terbentuk, kemudian dedaunan dan bunga-bungaan bersemi, dan menghasilkan buah.
Apakah kamu melihat benih ketika kamu melihat pohon tersebut? Semua pohon yang besar dahulunya ada dalam inti yang kecil, yang
darinya keluar menjadi pohon. Benih juga ada di dalam buah, untuk menjadi pohon bagi kelanggengannya.
Sama halnya dengan ruh Muhammad s.a.w, tersembunyi di dalam semua apa yang tercipta dari semenjak sangat awal, dan muncul dalam segala sesuatu ketika ia dilahirkan. Karena itu mengapa dia berkata:
Aku adalah Nabi ketika Adam masih berada diantara air dan tanah.
Maka ketetapan Pohon Eksistensi adalah ada dalam dia dari sangat awal, sampai yang paling akhir.
Maka berfirman Dia yang menciptakan semua dari ketiadaan, memujinya sebagai mahluk yang terbaik. Dia menyingkap yang terbaik ketika saatnya telah tiba untuk diperlihatkan.
Sebuah alegori seperti pedagang permadani, yang menyimpan permadani terbaik dibawah tumpukan, sedemikian sehingga permadai yang pertama yang dia letakkan akan menjadi permadani terakhir dan terbaik yang akan dia keluarkan untuk diperlihatkan.
Demikian halnya dengan kemunculan pemimpin umat manusia, junjungan kita Muhammad s.a.w, yang pertama dan terbaik dari semua ciptaan, tapi menjadi yang terakhir muncul dan dilahirkan sebagai manusia, untuk membimbing manusia menuju penghambaan
Sekarang ketika Dia yang menanam benih Pohon Eksistensi menghendaki untuk menumbuhkan didalamnya dahan kenabian, Dia memberi makan dahan tersebut dengan pupuk murni Kasih-Nya, diairinya dari cangkir
Kasih Sayang- Nya, menjaganya dalam pot Perlindungan-Nya, dan merawatnya sampai ia tumbuh dan berbunga. Wangi bunga-bunganya
semerbak menjauh dan meluas. Mereka yang mengetahui kebenaran menciumnya dan menghirup aromanya, yang menjadi gizi bagi jiwa-jiwanya.
Parfum ini, ketika orang beriman bernapas, menajamkan cahaya dalam akal-akal mereka. Ia berubah bentuk menjadi wangi manis yang keluar dari para pecinta Allah. Di sembarang tempat yang ia dapat menciumnya menjadi tempat perlindungan diamana para perompak berkumpul; ia menjadi air mancur dimana para pendosa
mencuci kotoran mereka dan melepaskan dahaga mereka.
Kapan saja angin berhembus dari daerah yang membakar dari orang gologan kiri – angin dosa dan kejahatan yang menghangguskan – atau manakala ada prahara pemberontakan, dahan yang berbuah dari Pohon yang dirahmati itu berguncangdan bergerak, serta menutup amal-amal jahat dari orang-orang golongan kiri.
Daun-daunnya yang hijau serta bunga-bunganya yang wangi dihangguskan dan layu. Tapi karena akarnya kokoh dalam tanah keimanan, Pohon Esistensi menjadi selamat.
Maka cabang-cabangnya melengkung diatas mereka yang berdosa, menjaga mereka aman dari kerusakan yang lebih jauh yang mungkin akan menimpa mereka.
Secara kebetulan, yang terbakar, jatuh, haus, diterjang oleh angin dosa yang menghangguskan, mungkin menerima dan menjadi sadar dibawah bayangan dahan keimanan. Dia akan berdiri tegak lurus, membersihkan dan mendinginkan dirinya sendiri dengan embun rahmat wangi yang menetes dari dedaunan dan bunga-bunga dahan layu tersebut yang menyelamatkannya.
Kemudian jika penyesalan itu tulus, jika tujuan-tujuan itu benar, jika tobat diterima, dahan keimanan yang telah lesu akan melahirkan daun-daun baru, yang segar dan hijau.
Dan ruh yang membela akan muncul dan membelanya – seseorang yang Allah telah turunkan sebagai perantara para pendosa, yang tentangnya Allah Sendiri bersumpah:
Demi bintang ketika terbenam! Sungguh kawanmu itu tidak sesat dan tidak pula keliru (Q.S. An-Najm, 1-2)
Dahan rahmat itu, disebut Muhammad pada Pohon Eksistensi, terbuat dari material yang darinya semua jiwa tercipta. Tapi jiwanya begitu murni, begitu kuat, yang menyinari semua jiwa kita.
Dipaparkan dalam makna rahasia perkataan Dia yang menciptakannya:
Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahanya- Nya seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon Zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya- Nya bagi orang yang Dia kehendaki (Q.S. An-Nur,35)
Allah, Cahaya Utama, adalah cahaya Dirinya Sendiri, bukan cahaya yang dinyalakan oleh cahaya lainnya.
Nabi Allah adalah lampu yang bersinar, yang diterangi oleh Cahaya-Nya; sebuah lampu yang ditempatkan dalam alam semesta, untuk menebarkan cahaya atas seluruh jiwa semua yang ada. Cahaya matahari yang menerangi pemunculan fisik tergantung dari pandangan mata dan tidak permanen.
Ketika Allah, sumber cahaya spiritual, berfirman:
Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah kami turunkan padamu cahaya yang terang benderang. (Q.S. An-Nisaa, 174)
Cahaya itu adalah hati Muhammad; gelas yang didalamnya bersinar adalah raganya yang diberkati. Maka esensinya bersinar melalui perkataan dan tindakan serta kehadirannya.
Keberadaannya adalah murni dan transparan, dimurnikan oleh api Cahaya Ilahiah dalam hatinya. Ia bersinar laksana bintang terang, untuk menunjukkan jalan pada manusia untuk diikuti.
Minyak dari pohon zaitun yang diberkati adalah ruh kenabian, pesediaan cahaya yang tidak ada habis-habisnya yang akan menerangi jiwa-jiwa selamanya, dimana saja.
Dan bagi setiap jiwa manusia ada rangkaian cahaya pengetahuan, kebijaksanaan, dan petunjuk yang bergradasi Cahaya diatas cahaya
Takdir setiap orang ditentukan dalam hubungannya dengan kedekatan mereka pada Cahaya tersebut – ketaatan mereka mengikuti bintang yang cemerlang itu pada jalan kebenaran dan kehidupan mereka yang bersesuaian dengan aturan ilahi yang Cahaya tersebut manifestasikan.
Allah berfirman bahwa: Allah telah menurunkan air dari langit, maka mengalirlah ia di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada buihnya seperti itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil.
Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. (Q.S. Ar-Ra’du, 17)
Dia menyamakan Muhammad yang Dikasihi-Nya dengan …air yang Dia turunkan dari langit menurut suatu ukuran… (Q.S.Al-Mu’minuun,18)
Seperti air memberi kehidupan pada segala sesuatu, cahaya Muhammad memberi kehidupan pada setiap hati, dan eksistensinya adalah Rahmat Allah atas alam semesta. Maka jiwa seluruh manusia disinari oleh cahayanya. Hati mereka seperti palung sungai dimana air Rahmat Allah dari Surga disalurkan dan dialirkan.
Tapi sebagian hati mereka luas dan sebagiannya lagi sempit, sebagian megah sekali dan sebagian sederhana.
Dalam setiap palung sungai hati dimana air kehidupan mengalir – sebagian kurang, sebagian lebih, sesuai dengan kemampuan yang sanggup masing-masing pikul. Sungai-sungai ini berjalan kemana saja dan setiap suku mengetahui tempat minumnya (Q.S. Al-Baqarah,60)
Maka Tuhan menyamakan wujud fisik Muhammad dengan busa yang timbul pada permukaan ketika semburan air murni mengalir.
Itu adalah simbol kemanusiaannya - makan, minum, bercinta seperti orang-orang lainnya lakukan dalam kesehariaannya – semua yang orang-orang lakukan hari demi hari, yang berlalu dan sirna.
Tapi apa yang dia perintahkan untuk dilakukan oleh manusia – membawa mereka perkataan Allah, pengetahuannya, kebijaksanaannya, perhatiannya, agamanya, campur tangannya – akan selalu tetap, di dunia ini dan di akhirat kelak.
Allah dalam kebijaksanaan-Nya menciptakan Muhammad sebagai seorang manusia, menggunakan materi yang kasar dan juga yang baik untuk membuat bentuk dan karakternya.
Penampakannya adalah yang paling indah diantara manusia, dan dalam sifat-sifatnya dia lah yang terbaik. Dia diciptakansebagai simbol manusia paripurna sedemikian sehingga yang lainnya menganggapnya seperti itu dan mendengarkannya
Tuhannya telah memberi dia kekuatan untuk mengabdi, menyelamatkan, menjadi semua kemanusiannya dan tapi pada saat yang sama seperti mereka, seorang manusia diantara manusia, sehingga dia dapat berkata kepada mereka semua :
Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Q.S Kahf,110)
Andaikan dia muncul pada mereka dalam aspek spiritualnya, seperti malaikat atau sebuah cahaya, tidak ada seorang pun akan dapat menerimanya sebagai Utusan Allah – begitu juga mereka yang ditakdirkan tergelincir tidak akan menolaknya.
Karena itu Allah memberi dia berita gembira.
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (Q.S. At-Taubah,128)
Tuhannya juga memberi dia kekuatan untuk mencapai alam-alam yang tinggi sehingga penduduk langit-langit yang tak terlihat bisa menyaksikan kehadirannya. Karena itu baik ruhruh yang tak pernah meninggalkan maqam-nya yang dekat kepada Allah begitu juga para malaikat yang datang dan pergi diantara langit dan bumi mengenalnya, dan rahmatnya meluas ke ujung yang paling jauh dari langit dan juga ke dunia ini.
Tuhannya mengangkat dia melebihi tingkatan jasmaniah dan ruhaniyah. Bahkan Muhammad dibawa ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Disana Tuhannya menempatkan didalamnya keilahiahan dan ketuhanan Dirinya Sendiri supaya menambah kedekatannya pada-Nya melalui sifat-sifat umum, sedemikian sehingga ketika Dia membawanya dekat dengan Dia dan berbicara dengannya, dia dapat mempunyai kekuatan untuk menanggungnya.
Dengan kekuatan tersebut dia dapat merenungkan Kehadiran Ilahiah, melihat rahasia-rahasia dibawah cahaya Ketunggalan Tuhannya, mendengarkan akan tanda-tanda dalam Perkataan-Nya, menghirup wangi Kasih sayang-Nya, memanjat ke puncak-puncak ketinggian bahkan lebih dekat pada kemegahan Tuhan.
Dengan demikian,meninggalkan semua manusia di belakangnya, dia bersabda:
Aku tidak seperti salah satu dari kalian. Karena Aku punya waktu dengan Tuhanku yang tak ada yang lainnya dapat masuk kecuali Tuhanku, bahkan tidak pula para malaikat yang sangat dekat dengan-Nya atau para nabi lainnya yang telah Tuhan turunkan dengan sebuah misi.
Ini adalah sebuah cangkir yang darinya tidak ada selain dia yang diperbolehkan minum. Ini adalah pengantin wanita yang tidak akan diperlihatkan pada yang lainnya. Ini adalah tempat yang dibuat hanya untuknya pada puncak empat tingkatan yang menujunya dia diangkat.
Tiga tingkatan dibawahnya mungkin dicapai oleh yang lainnya: disana mereka yang berhak atas Kemurahan Allah dapat berkumpul, menjadi kagum Dan apa itu Maqam Terpuji yang padanya Tuhan berjanji
untuk mengangkatnya ketika Dia berfirman :
Mudah-mudahan Tuhanmu akan mengangkatmu ke maqam terpuji.
Tahap pertama diperoleh dalam alam materi ini, dimana dia berdiri diantara manusia dan menginspirasi orang dengan kedamaiannya; dimana mereka mengambil keuntungan dari risalah suci yang dia bawa dan diberkati oleh kehadirannya semata diantara mereka,sebagaimana Allah berkata tentangnya:
Tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta.
Dan dia diperintahkan berdiri diatas panggung dan diamanatkan:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunju kepada orang-orang yang kafir (Q.S. Al-Maidah,67)
Dia mengajarkan orang-orang yang beriman jawaban atas pertanyaan yang mereka tanyakan pada hari Pembalasan. Dia menasehati mereka bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini, bagaimana menyembuhkan mereka yang sakit hatinya, bagaimana memberikan mereka cinta
Semua ini dan selebihnya dilakukan di atas muka bumi ini dan dalam kehidupan ini pada tahap awal maqam terpuji yang diberikan pada junjungan kita Muhammad.
Tahap kedua yang padanya dia diangkat adalah di Hari Akhirat. Ketika umat manusia dibangkitkan dan berdiri pada pengadilan akhirat di Hari Penghakiman dia akan ada disana untuk mejadi perantara (pemberi syafaat) bagi seluruh umat manusia.
Pada hari ketika Ruh dan para malaikat berdiri berjejer, tidak ada yang berbicara kecuali dia yang Tuhan Yang Mahapengasih ijinkan, dan dia
berbicara dengan benar (Q.S An-Naba’,38)
Maka dia berdiri diatas kursyi sedangkan para malaikat dengan heningnya berdiri dengan penuh perhatian pada sisi kanannya, semua manusia, dalam kegugupan, dalam lautan peluh mereka, berkumpul mengitarinya. Dan dia memohon pada Tuhannya untuk mengampuni mereka:
Oh umatku! Oh umatku! Dia berkata. Dan jawaban datang: Rahmat-Ku, Rahmat-Ku atas mereka
Langkah ketiga Maqam Terpuji membimbing ke Surga, rumah abadi para shidiqin. Penghuninya akan memperoleh hak mereka, dari tangan Muhammad. Bidadari surgawi akan bermekaran, memperhatikan dia yang berjalan diantara mereka.
Surga kesenangan menjadi lebih manis, bunga-bunga tamannya mekar, buah-buahan matang, hijab-hijab terangkat, menyingkap rahasia-rahasia ilahi. Semuanya berbahagia dan damai, tidak ada gangguan, semua karena kehadirannya.
Langkah keempat dimana dia naik, puncak terakhir dari Maqam Terpuji, adalah sebuah tempat yang hanya Muhammad s.a.w bisa mencapainya. Yaitu sebuah tempat dimana Allah Ta’ala Terkasih dapat dilihat. Dalam mi’rajnya :
Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad apa yang telah Allah wahyukan. (Q.S. An-Najm, 7-10)
Dan Muhammad melihat Tuhannya.
Sekarang buah yang berharga Pohon Eksistensi sudah matang. Dalam kerang eksistensi, mutiara unik rahasia rahasianya dibentuk.
Ketika Allah mengucapkan perkataan suci kun! dan Pohon Eksistensi menjadi, Pohon itu bukan tujuan dari penciptaannya. Tujuannya adalah buah tunggal. Dengan demikian ia diperhatikan, ditujukan dan dijaga dengan secara seksama ketika bunga-bunganya bermekaran, buah-buahnya terbentuk dan matang, sedemikian sehingga satu buah dapat dipetik dengan hati-hati untuk dipersembahkan kepada Pemiliknya.
Maka ia dicuci dan dipoles dan didandani dengan indah seperti pengantin wanita dekat dengan para hadirin yang suci, semua dipersiapkan untuk diarahkan menuju Pembuatnya.
Maka undangan datang. Tuhannya berkata:
Berdirilah, wahai anak yatim di dalam rumah Abu Thalib, Dia yang menginginkanmu dengan-Nya telah merendahkan Dirinya Sendiri untuk menerimamu.
Dan Tuhannya mengirimkan pembantu terbaik kerajaan surgawi-Nya untuk membawa Muhammad kepada-Nya. Dan ketika dia datang kepadanya, dia mendapatinya tertidur di ranjang. Dia berkata:
Wahai Jibril, kemana saya sedang dibawa?
Jibril menjawab:
Wahai Muhammad, “dimana” sudah tidak ada. Tidak ada lagi jarak atau ruang antara engkau dan Dia yang memanggilmu. Aku hanya diutus sebagai pembawa berita dari Dia Yang Kekal. Aku tidak lain hanyalah satu dari para hamba-Nya dan kami turun ke bumi Tapi dengan perintah dari Tuhanmu (Q.S. Maryam, 64)
Milik-Nya apa yang sebelum kita dan apa yang dibelakang kita dan apa yang ada diantara semua ini....
Muhammad bertanya:
Apa yang Tuhanku inginkan dariku?
Jibril menjawab:
Kamu sendiri adalah apa yang diinginkan oleh kehendak Pencipta dari semua keinginan. Segala sesuatu yang diinginkan diharapkan karena ada jejakmu didalamnya, dan engkau adalah yang sangat diinginkan karena Dia yang membuatmu sebagai yang terbaik dari semua ciptaan.
Engkau adalah kristal jernih dari cangkir cinta. Engkau adalah mutiara dari manifestasi-Nya. Engkau adalah buah dari Pohon Eksistensi. Engkau adalah mentari pengetahuan yang bersinar. Engkau adalah bulan purnama keanggunan- Nya. Bumi dihamparkan dibawah kakimu hanya untuk engkau berdiri diatasnya. Kecantikan dunia ini terjadi untuk merayakan kedatanganmu. Cangkir cinta dipenuhi hanya untukmu meminumnya.
Maka berdirilah! Pesta dipersiapkan menghormatimu di surga. Semua penduduknya telah mengumumkan kedatanganmu diantara mereka. Para malaikat melantunkan kasidah pujianmu. Meskipun mereka telah melihat namamu tercantum dekat dengan Tuhan mereka di udara surga dan menghirup napas ruhmu, mereka rindu untuk melihat raga dan jiwamu.
Maka datanglah untuk menghormati kerajaan surgawi sebagaimana engkau telah menghormati dunia lebih rendah ini. Sebagaimana dunia yang tandus ini diberkahi oleh sentuhan kakimu, mari datang berdiri diatas puncak langit-langit untuk memberkahi alam malakuti
Kemudian Muhammad bertanya:
Wahai Jibril, Dia yang Maha Pemurah yang memanggilku, apa yang akan Dia lakukan terhadapku
Jibril menjawab:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus (Q.S. Al-Fath,2)
Kemudian dia bertanya:
Tapi apakah semua ini hanya untuk menghormatiku? Apakah ada untuk orang-orangku, anak-anakku, mereka yang kecil? Bukankah dia yang makan sendirian adalah orang yang paling jelek?
Jibril menjawab:
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia- Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Q.S. Adh-Dhuhaa,5)
Dan Muhammad berkata:
Baiklah, Wahai Jibril, sekatang hatiku merasa tenang, Aku siap menemui Tuhanku.
Kemudian mahluk asing dengan muka manusia, tubuhkuda, dan ekor burung merak turun seperti cahaya dan berdiri didepannya.
Muhammad s.a.w, bertanya Mahluk apakah ini? Apa yang harus aku lakukan?
Jibril menjawab:
Ini adalah kuda surgawi yang disebut Buraq, dikirimkan untuk membawa pecinta menuju yang dicintai.
Dan Rasulullah berkata:
Cinta dan kerinduanku cukup untuk mengantarkanku menuju Tuhanku; gelapnya malam akan menunjukkanku jalan, dan semua yang aku perlukan dalam perjalananku adalah keinginanku.
Semua puji hanya bagi Allah yang akan menuntunku menuju-Nya dan memperkenanku mencapai-Nya! Bagaimana mahluk yang lemah seperti ini mengangkut beban dia yang dirinya sendiri diberati oleh cinta yang mendalam pada Tuhannya dan kepercayaan-Nya, dan oleh segunung wahyu yang telah Tuhan turunkan?
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu (Q.S. Al-Ahzab,72)
Sepertimu, Wahai Jibril, bagaimana kamu menuntunku menuju-Nya? Kamu mengetahui bahwa diluar batas Sidratul Muntaha ada tujuh puluh ribu hijab cahaya dan api yang akan membakarmu menjadi debu.
Tapi tidak ada batasan-batasan itu untukku, karena Aku mempunyai waktu dengan Tuhanku yang tak ada lainnya selain aku dan Tuhanku disana.
Sebagaimana yang Kucintai tidak ada persamaannya dengan yang Dia telah ciptakan. Dan tidak ada sesuatu pun yang manyamai-Nya (Q.S. Asy-Syuraa,11)
Aku juga tidak sama dengan satu pun dari kalian. Seseorang yang mengenadarai kuda untuk mencakup jarak dan memerlukan pembimbing untuk menunjukkan jalan, tapi kemana
Aku dipanggil bukanlah waktu atau ruang. Kesucian Dia yang Kucintai adalah disini dan sekarang, selalu dan dimana saja. Dia tidak bergerak, tidak juga diperlihatkan dimana. Ini dikatakan hanya diketahui, oleh dia yang mengetahui. Aku juga dekat dengan Tuhanku. Seukuran dua busur atau lebih dekat lagi (Q.S. Najm,5)
Tapi datanglah! Mari kita pergi.
Dan malaikat Jibril kagum. Dia berkata: Ya Muhammad, sebenarnya Engkau dapat pergi sendiri. Aku telah dikirimkan padamu hanya untuk melayani kemegahanmu dan menjadi teman pendamping yang penuh rasa hormat. Dan tunggangan seperti hewan ini dikirimkan padamu untuk ditunggangi, bukanlah semata-mata untuk memberi tunggangan pada mu, tapi untuk menghormatimu dan untuk memperlihatkan kemulianmu.
Engkau tahu bahwa jika seorang raja mengundang seorang tamu atau teman, sudah menjadi tradisi untuk mengirimkan pembantu yang spesial untuk menyertai mereka dan tunggangan hewan yang terbaik untuk ditungganginya, supaya memperlihatkan rasa hormat dan menghargai mereka.
Maka kami datang untuk menjemputmu dalam kemegahan yang layak bagi tingkatanmu
Sungguh siapa pun yang percaya bahwa Tuhan dapat dicapai dengan melingkupi jarak, tak masalah betapa jauh ketaktercapaian itu, ada dalam kesalahan yang serius.
Dan siapa pun membayangkan bahwa dia terpisah dari Tuhannya, bahkan hanya satu saat saja, telah memutuskan dirinya dari rahmat Allah
Dia melanjutkan
Oh Muhammad, semua penduduk dari langit-langit yang tinggi mengharapkanmu. Taman-taman surga telah membuka pintunya, menghiasi mahkamahnya, mendandani penghuninya, cangkir-cangkir dipenuhi dengan madu.
Semua dipersiapkan – pesta dan kemeriahan untuk kedatanganmu. Malam ini, melewati semua ciptaan, milik engkau; semua yang ada didalamnya adalah demi kemurahanmu.
Dan Aku telah menunggu malam ini semenjak aku diciptakan. Aku diciptakan untuk membawa pesan pesan Tuhanku, dan aku telah dibuat untuk mencapai mereka yang padanya aku bawakan pesan.
Tapi aku tidak mempunyai akses kepada Dia yang mengirimkan pesan. Aku tidak pernah mendengar atau melihat-Nya. Dan aku rindu untuk bertemu dengan-Nya! Aku sudah mencoba segala cara dan mencari pertolongan kemana saja. Akalku membingungkan, pikiran-pikiranku kesukaran, jiwaku memalukan, hatiku terbakar dengan kerinduan pada-Nya. Itu adalah rahasia tanpa solusi.
Demikian aku katakan tentang keadaanku mengharap bahwa engkau adalah solusiku, penghiburku! Aku tinggal dan duduk dalam lapangan Ketakterbatasan, menunggu Dia, dalam kesia-siaan. Aku pergi menuju permulaan mengharapkan untuk menemukan-Nya: Aku menemukan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut dengan permulaan. Kemudian
aku mencari-Nya pada titik akhir.
Aku menemukan diriku pada tempat yang sama ketika aku mencari-Nyapada permulaan.Pada satu dari beberapa lintasan, mengharapkan bahwa itu bukan lah jalan buntu lainnya, aku datang menemui Mikail: dia bertanya kemana aku pergi. Ketika aku bilang apa yang aku cari, dia berkata bahwa pencarianmu itu sia-sia. Semua pintu tertutup dan semua jalan diblok, karena Dia tidak dapat dicapai apakah itu dalam ruang dimana ada jarak atau dalam waktu dimana kejadian-kejadian dihitung, dan Dia diluar batas-batas Ketakterbatasan.
Kemudian aku bertanya apa yang dia lakukan disana dan mengapa dia
datang. Dia berkata bahwa dia ditempatkan disana bertanggungjawab atas lautan dan hujan, untuk menyebarkannya kesegenap penjuru dimana mereka seharusnya menuju, untuk mengukur seberapa banyak air masing-masing peroleh, seberapa banyak garam seharusnya ada dalam lautan dan seberapa banyak busa seharusnya ada pada ujung masing-masing ombak. Tapi dia tidak tahu perluasan Ketunggalan Tuhannya. Begitu juga dia tidak dapat menghitung atau
mengukur keunikan Dia dan Hanya Dia Yang Tunggal.
Kemudian aku ingin tahu jika Israfil tahu, dan bertanya dimana dia. Mikail berkata bahwa dia di sekolah, sedang belajar apa yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz Rahasia yang Sakral – apa yang akan terjadi dan apa yang akan hilang dalam semua penciptaan, seperti ia Peraturan dari Yang Maha Besar lagi Maha Mengetahui (Q.S....)
Seperti seorang anak yang belajar membaca, dia mengulang keras apa yang ia baca sehingga Guru dapat mendengar. Meskipun dia tidak mengangkat matanya untuk melihat Dia yang mengajarnya, diluar penghormatan. Hatinya begitu pula matanya dibungkukkan untuk membaca takdir universal sampai waktu ketika dia akan diminta untuk mengangkat dan meniup Sangkakala guna menandai akhir zaman.
Dan Jibril melanjutkan cerita tentang dirinya kepada Muhammad.
Mikail, seperti dia, rindu melihat Tuhannya, tapi tak berdaya menemukan caranya. Karena itu mereka memutuskan pergi dan bertanya kepada ‘Arsy untuk petunjuknya – barangkali membuat map untuk menemukan jalan mereka. ‘Arsy, yang mereka pikir sangat jauh, membaca pikiran mereka dan mendengar keluhannya.
Seluruh langit bergoyang ketika ‘Arsy bergetar dengan kekuatiran dan berkata:
Jangan berbicara tentang yang seperti itu, bahkan jangan berpikir tentang mereka! Ini seperti misteri sakral yang tidak bisa dikuak. Diluar tirai yang menyembunyikannya t idak ada pintu.
Pertanyaanmu tidak punya jawaban: tanya pada siapa pun yang kamu mau, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Celaka aku, bahwa kamu harus datang bertanya padaku! Siapa diriku melainkan mahluk yang terjadi ketika dua huruf K dan N ditarik bersama ketika Dia berkata kun, dansegala sesuatu terjadi?
Aku disini sekarang, tapi baru saja kemarin aku bukanlah apa-apa, tanpa jejak. Aku adalah saat diantara dua kejadian. Bagaimana aku tahu yang akhir dan yang awal? Bagaimana seseorang yang bukan siapa-siapa sesaat sebelumnya, mengetahui tentang Dia Yang Kekal,
yang adalah sebelum dari sebelumnya dan akan menjadi sesudah dari sesudahnya?
Dia tidak melahirkan, dan tidak pula dilahirkan; dan tak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya (Q.S. Al-Ikhlas)
Dengan pengetahuan-Nya tentang apa yang sebelumnya, aku diantisipasi, kemudian diletakan bersama oleh Kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Andaikan bukan untuk Keselarasan Ilahiah-Nya, bagaimana mungkin aku bisa cukup stabil menjadi tempat duduk Kekuasaan-Nya?
Dan Dia naik ke langit ketika mereka hanya kekosongan. Dan Dia berkata pada mereka beserta bumi: Datanglah dengan sukarela atau terpaksa Mereka berdua berkata: Kami datang dengan sukarela. (Q.S. Fushshilat,11)
Karena ada dan hanya ada satu Hukum dari Dia dan Hanya Dia Yang Esa, dan semuanya tunduk pada Hukum tersebut. Maka Yang Maha Pengasih bersamayam diatas ‘Arsy (Q.S. Thahaa,5)
Dia membuat ‘Arsy dan mengambil tempat duduk-Nya hanya untuk medemonstrasikan Kekuasaan-Nya. Aku tidak mempunyai pengetahuan siapa yang duduk diatasku. Bahwa aku berada dibawah-Nya tidak membuatku lebih dekat dengan-Nya. Bahkan jika aku diatas langit-langit aku tidak lebih dekat dengan-Nya dibandingkan dengan kedalaman yang paling rendah dari mahluk-Nya. Aku tidak diberi kekuatan melihat apa yang dikandung oleh Kekuasaan-Nya, begitu juga tidaktahu kemana ia diarahkan. Aku tidak lain kecuali satu dari para pelayan-Nya, dan semua masing-masing pelayan dapat harapkan untuk diterima hanyalah pelayanan yang ia lakukan.
Kemudian ‘Arsy melanjutkan cerita sedihnya: Aku bersumpah dengan Kekuasaan dan Kebesaran Allah bahwa aku tidak lain hanyalah sesuatu yang diciptakan yang tenggelam dalam lautan ketunggalan Dia yang menciptakanku. Aku tercampak di padang pasir tak bertepi keabadian-Nya.
Kadang-kadang Dia muncul laksana matahari dalam horison kekekalan-Nya danmengangkat ruh-ruhku. Kadang-kadang Dia mendekat padaku, merendahkan Dirinya, untuk membuatku membiasakan diri pada-Nya. Pada kesempatan lain Dia menutup Dirinya dengan hijab-hijab Kebesaran-Nya dan membuatku takut dalam kesunyianku.
Kadangkadang dalam doaku pada-Nya, Dia membisikanku rahasia dan memenuhiku dengan kegembiraan. Dan masih pada kesempatan lainnya juga Dia menawarkan secangkir cinta-Nya, dan membiarkanku meminumnya. Aku menjadi mabuk dengan cinta-Nya, dan ketika dalam manisnya kemabukan aku rindu melihat Yang Terkasih, aku mendengar dalam bahasa Ketunggalan- Nya:
Engkau tidak akan melihat-Ku (Q.S. Al-A’raaf,143)
Dan aku merasa tertolak dan melebur dalam kekaguman serta rindu pada-Nya. Cinta-Nya merobek robek diriku; aku kasmaran seperti Musa. Ketika dia ingin melihat Tuhan-Nya, dia disuruh:
"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.
Maka setelah Musa sadar kembali, di berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman"(Q.S. Al-A’raaf,143)
Dan ketika dia bangun dari pingsannya dia mendengar suara yang mengatakan:
Wahai pecinta yang kalah, kecintaan yang ingin kamu lihat itu tersembunyi, terhijab darimu. Tidak ada seorang pun akan melihatnya kecuali dia yang dicintai oleh Yang Terkasih. Dia adalah yang terpilih: seorang yatim piatu yang Dia angkat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malamdari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Bani Israil,1)
Dan aku diperintahkan pergi dan menunggu pada jalan ketika dia naik menuju Tuhannya. Barangkali aku akan melihat hanya dia yang akan melihat Tuhannya. Aku berharap kerlingannya jatuh padaku sehingga aku dapat diberkahi oleh diayang tidak pernah menatap sesuatu pun tanpamelihat jejak-jejak Tuhannya.
Jibril berkata:
Wahai Muhammad, jika ‘Arsy dipenuhi dengan hasrat membara seperti itu padamu, apa lagi yang dapat aku lakukan selain menjadi pelayanmu?
Dan dia membawanya menaiki kuda surgawi Buraq. Ia membawanya dengan secepat kilat dari Mekkah ke kota suci Yerusalem. Disana dia menaiki hewan mistis yang kedua disebut Mi’raj, yang membawanya diatas atmosfir bumi.
Kemudian dia mengendarai sayap-sayap malaikat dari satu langit ke langitlainnya sampai dia mencapai langit ketujuh. Pada langit ketujuh
Jibril sendiri membawa Kekasih Allah diatas punggungnya menuju Sidratul Muntaha, yang menghalangi jalan pada batas penciptaan dari yang dibawahnya.
Itulah tempat dimana Jibril berhenti; dia tidak dapat pergi lebih jauh. Muhammad s.a.w berkata:
Wahai Jibril, malam ini kami adalah tamumu. Bagaimana dia yang mengundangku meninggalkan dia yang diundang? Apakah ini tempat dimana temanmeninggalkan sahabatnya?
Jibril menjawab:
Engkau adalah tamu Tuhan Yang Maha Pemurah. Engkau telah diundang kesini sejak permulaan zaman, sedangkanjika aku bergerak satu inci saja kedepan dari titik ini, aku akan terbakar menjadi debu.
Masingmasing dari kita mempunyai maqam yang telah ditentukan
dan pelayanan diluarnya yang tidak dapat kita capai. Allah berfirman:
Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Q.S. Ash-Shaffat, 164)
Kemudian Rasulullah berkata:
Maka tetaplah disana. Tapi katakan padaku, apakah kamu menginginkan sesuatu dariku?
Ya, dia menjawab.
Ketika engkau dibawa menuju kekasih-Mu pada jalan yang tak berakhir itu dimana tidak ada lagi batasan, dan ketika kamu mendengar Dia berkata,
“Inilah engkau, dan Inilah Aku!” Aku memohon padamu untuk mengingatku dihadapan Tuhanmu.
Malaikat Jibril, salam atasnya, memberi dorongan terakhir pada Kekasih Allah untuk menerobos melalui tujuh puluh ribu hijab cahaya.
Diluar itu kendaraan kelima sedang menunggunya: permadani terbang yang terbuat dari cahaya jamrud, meliputi semua ruang antara timur dan barat, yang disebut Rafraf. Di atasnya dia kendarai sampai dia mencapai ‘Arsy. ‘Arsy menangkap Rafraf dengan rumbai-rumbai dan menyetopnya serta menyapa Nabi, bukan dengan kata-kata tapi dengan bahasa cinta tanpa suara:
Ya Muhammad, betapa riang dan gembiranya! Berapa lama engkau akan meneguk madu murni kesempatan ini yang sudah dipesan hanya untukmu? Aku telah mengetahui bahwa Kekasihmu akan turun ke langit dunia yang terendah, merindukanmu.
Malam ini Dia telah membawamu diatas sayap-sayap malaikat-Nya dan menaikkan mu diatas permadani terbang Kasih Sayang-Nya.
Maha Suci Dia yang membawa hamba-Nya pada malam hari
(Q.S Bani Israil,1) Dia akan memperkenankanmu melihat keindahan Ketunggalan-Nya dan Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya (Q.S. An-Najm,11)
Keindahan Kekekalan-Nya dan Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (Q.S. An-Najm,17)
Dan Dia akan memperlihatkan rahasia-rahasia kerajaan surgawi-Nya Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (Q.S. An-Najm,10)
Dan akan menarikmu mendekati-Nya, sampai engkau sedemikian dekat, maka jadilah dia dekat sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (Q.S, An-Najm,9)
Ya Muhammad, inilah saat tepat seperti ketika seseorang akan pingsan karena kehausan lalu menemukan air mancur. Ini adalah saat pemulihan setelah sekian banyak penderitaan. Aku juga kehausan dan merana karena-Nya, tapi aku tidak tahu kemana menemukan-Nya. Meskipun Dia menciptakanku sebagai yang tertinggi dan terbesar dari semua ciptaan- Nya, bahkan semua mahluk-Nya, tapi aku adalah yang paling takut pada-Nya. Pada saat aku mengenal diriku sendiri, bahwa aku ada disini, aku mulai gemetar dan menggigil dalam ketakutan serta segan karena Keagungan-Nya. Kemudian Dia menulis diatas kakitempat aku berdiri. Tidak ada tuhan selain ALLAH
Aku berguncang dan gemetar bahkan lebih dari biasanya dalam ketakutan melihat nama-Nya pada diriku. Tapi ketika Dia menulis namamu dengan-Nya, Hai Muhammad, diatas ‘Arsy yang sederhana –
Dia menulis Muhammad adalah utusan-Nya Aku menemukan ketenangan dan keamanan dan perasaan gelisahku berhenti. Seperti namamu tertulis pada diriku membawaku semua kebahagiaan ini. Oh, sekarang takdir apa gerangan yang menungguku, ketika aku melihat Wajah Cantik-Mu? Oh Muhammad, engkau diutus Sebagai rahmat bagi seluruh ciptaan
Maka apakah aku tidak mendapat bagian dari Keagungan-Nya malam ini? Aku memohon padamu supaya menjadi saksi atas nama diriku terhadap mereka yang berbohong yang menyifati sifat salah dan kemasyhuran pada diriku: selamatkanlah aku dari Api Neraka! Aku takut beberapa orang bodoh telah tersesat dan membayangkan bahwa aku adalah ‘arsy lebih besar dari Dia yang tak mempunyai batas dan bahwa Dia bersemayam diatasku, sedangkan Dia tidak mempunyai bentuk atau rupa; dan bahwa aku dapat memuat
Dia yang sepenuhnya tidak diketahui, tak dapat diketahui, tak dapat ditemukan. Lihatlah aku: bagaimana mungkin Dia yang Esensinya melampaui ruang dan tak terbatas, yang sifat-sifat-Nya melampaui bilangan dan tak dapat dihitung, bersemayam diatas diriku?
Bagaimana mungkin Dia membutuhkanku dalam berbagai cara, sedangkan Dia adalah Yang Maha Esa yang mencukupi semua kebutuhan dan tidak membutuhkan Dirinya Sendiri? Sedangkan Dia adalah Yang Maha Penyayang yang kasih sayang-Nya meliputi dan memuat segala sesuatu, bagaimana mungkin aku dilekatkan pada-Nya atau dipisah dari Dia? Aku ini adalah mahluk: kita bukan bagian dari-Nya meskipunkita dari-Nya
Wahai Muhammad! Aku bersumpah dengan Kebesaran -Nya: meskipun aku ditempatkan lebih tinggi dari mahluk lainnya, aku tidak lebih dekat kepada-Nya. Begitu juga aku tidak cukup jauh dari-Nya untuk dipisahkan dari-Nya. Aku tidak memiliki kekuatan untuk membawa-Nya, bukan pula aku seukuran untuk memegang-Nya, tidak pula seseorang dapat menemukan dalam diriku sesuatu yang menyamai-Nya.
Dia membuatku dari rasa kasihan-Nya, sebagai sebuah penghormatan, seperti sebuah tanda Kebaikan hati- Nya. Seandainya Dia membuatku musnah, itu diluar kebaikan dan keadilan-Nya. Aku dibuat oleh Kebijaksanaan-Nya dan dilahirkan oleh Kekuasaan- Nya. Bagaimana mungkin sesuatu yang dilahirkan dirinya sendiri membawa Dia yang melahirkannya?
Maka apa yang sebagian orang katakan tentangku tidak usah dipercaya. Allah berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya(Q.S. Al-Isra’,36)
Dan Rasulullah berkata kepada ‘Arsy, dalam bahasa hati:
Wahai ‘Arsy diatas langit, aku sedemikian berhutang budi padamu, tapi kewajibanku untuk mencapai Tuhanku membuatku tidak mempunyai waktu mendengar ratapanmu. Jangan! Jangan ganggukedamaian dan ketidakberpihakanku; jangan menyusahkan kemurnian pikiranku.
Ini bukanlah waktu dan tempat untuk mempertimbangkan keluhan-keluhanmu, bukan pula aku orang yang perlu menjawab semua itu. Sungguh tidak sekedipan mata pun Kekasih Allah melihat ‘Arsy, tidak pula dia membacakan satu huruf pun dari apa yang diwahyukan kepadanya.
Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (Q.S. An-Najm,17)
Kemudian kendaraan keenam muncul didepannya, simbol dari kekuatan dan keyakinan, mahluk yang disebut Ta’yid: Konfirmasi. Dan dia mendengar suara dari atas, meskipun dia tidak melihat seorang pun yang berbicara. Suara itu mengatakan: Penjagamu ada di depanmu. Disinilah: engkau dan Tuhanmu!
Maka dia berdiri keheranan, dalam rasa hormat, tidak dapat dimengerti, lidah kelu. Kemudian sebuah tetesan jatuh pada bibirnya – lebih manis dari madu, lebih dingin dari salju,lebih halus dari krim, lebih wangi dari gaharu.
Dan ketika dia merasakannya, semua kebijaksanaan dan pengetahuan seluruh para nabi dan rasul Allah diberikan padanya. Dan lidahnya tidak kelu serta perkataan pujian dan penghormatan tercurah dari bibirnya. Semua keabadian, serta kekuasaan atas semua dan segala sesuatu, milik Allah.
Dia berkata:
Semua keagungan dan pujian, semua perkataan danamal baik milik-Nya.
Dan dia mendengar:
Salam atasmu Wahai Nabi, Kasih Sayang, Cinta, dan Rahmat Allah
Ketika semua penghormatan jatuh padanya, Muhammad mengingatkan semua nabi lainnya dan mereka yang mencintai Tuhan-Nya. Dia berharap menerima rahmat Allah untuk mereka juga, dan memohon:
Semoga penghormatanmu atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang benar.
Dan dia menerimannya
Saat dia kembali, ketika mi’raj-nya menuju Tuhannya menjadi diketahui, seseorang bertanya kepada sahabatnya Abu Bakr, semoga Allah ridho padanya, apakah benar bahwa dia melihat Tuhannya. Dia berkata,
“Memang, karena aku bersama dengannya ketika dia memasukan kami, seraya berkata ‘Semoga rahmat Allah atas hamba-hambanya yang benar” dan Allah menerimanya”
Mendengar saling memberi hormat antar Tuhan dan Nabi, malaikat seperti paduan suara melantunkan:
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya!
Diatas suara-suara mereka datang panggilan tanpa suara dan kata-kata. Ia mengatakan
Datanglah mendekat, Wahai Muhammad! (Q.S. An-Najm,8)
Kemudian dia mendekat, bahkan lebih dekat lagi! Seberapa dekatkah dia datang pada Tuhannya dan bagaimana dia mendekatinya? Dia begitu menghendaki dan menginginkan dengan cinta yang membakar seperti itu sehingga Tuhan-Nya merendahkan diri dan turun padanya.
Atau dia begitu memfanakan dirinya demi kepentingan kemanusiaandalam syafaat yang diterima oleh Tuhannya, sehingga Dia mengangkatnya pada Dirinya Sendiri. Atau pengabdian seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan menyiapkan jalan bagi kemurahan hati dan rahmat Allah, yang menuntunnya menuju Dia. Siapa yang tahu? Tapi yang pasti jalan kepada Tuhan tidak melalui daratan dan lautan serta angkasa, karena tidak ada “dimana”, atau “diantaranya”,atau “waktu” atau “ruang”.
Namun Dia dekat sejarak dua ujung busur panah atau lebih
dekat (lagi).(Q.S, An-Najm,9)
Jika dia telah mencapai hanya sejarak dua ujung busur panah, seseorang dapat mensifati posisi yang tetap pada Tuhan. Tapi dia harus mendekati “lebih dekat lagi”: ini menegasikan semua tempat. Maka dia ada bersama Tuhannya dimana tidak ada tempat, ruang, atau waktu yang eksis. Dan sekali lagi Suara yang tak berbunyi dan tanpa katakata,berkata:
Wahai Muhammad, majulah selangkah
Dan dia berkata:
Wahai Tuhanku, aku tidak melihat tempat untuk melangkah, dimanakah seharusnya aku menjejakkan kaki?
Suara tersebut menjawab:
Taruhlah kaki kananmu diatas kaki kirimu, dengan demikian engkau dapat melihatnya itu eksis. Maka bahwa semua yang kau tahu bahwa Aku diluar jangkauan tempat dan waktu, siang dan malam, jarak dan batas, dunia dan angkasa, semua yang engkau ketahui dan akan tetap diketahui.
Kemudian Suara itu berkata:
Wahai Muhammad, perhatikanlah!
Dia memperhatikan, dan melihat cahaya banyak sekali dimana- mana dan dibawah kakinya. Dia bertanya: Apakah cahaya ini?
Suara itu menjawab:
Ini bukanlah cahaya. Ini adalah Taman di puncak Surga. Sebagaimana engkau diangkat menuju-Ku, ia bangkit agar kakimu menjejak diatasnya, karena menjadi ada dibawah kakimu adalah penebusan Surga, penyelamatannya dari kesalahan konsepsi oleh mereka yang berpikir bahwa ia tidak disini, sekarang.
Sekarang engkau mengetahui bahwa ia selalu eksis, ia ada disini sekarang, dan akan ada disini ketika semua yang lainnya akan lenyap.
Wahai Muhammad, ketika engkau tertutup dalam waktu dan ruang, ketika ada “disini” dan “disana”, Aku kirimkan Jibril untuk menjadi penunjukmu dan Buraq untuk ditunggangi.
Tapi ketika tempat dan waktu tertinggal di belakang dan engkau tersembunyi dari mata jin dan manusia, ketika tidak ada “disini” atau
“disana” atau “diantaranya” serta dua lengkungan dari dua busur yang saling menghadap satu sama lainnya bertemu dan menjadi sebuah lingkaran, tidak ada lagi jarak dari dua busur panah antara engkau dan Aku...
Aku yang sekarang menjadi Penunjukmu.
Wahai Muhammad, aku buka pintu bagimu dan Aku angkat hijab-hijab serta berbicara padamu seperti Aku belum pernah berbicara pada siapa pun.
Hadiah ini Aku anugerahkan padamu, karena engkau sepenuhnya beriman pada-Ku dan menyatakan Ketunggalan-Ku yang mengambil Kebenaran atas keimanan, tanpa mengetahui-Ku. Maka sekarang, menyaksikan setelah datang dan menemui-Ku.
Setelah mendengar ini, Nabi berkata:
Aku berlindung dalam Kesukaan-Mu dari Kesendirian-Mu
Dan Suara itu berkata:
Tidaklah tepat berkata seperti itu bagi dia yang menegaskan Kesatuan Kita, meskipun mungkin itu adalah doa yang cocok bagi para pendosa dari umatmu.
Dan Muhammad berkata:
Bagaimana aku dapat memuji-Mu sebagaimana seharusnya, sedangkan hanya Engkau yang dapat memuji Dirimu Sendiri?
Suara itu berkata:
Jika lidahmu tidak dapat mengungkapkan apa yang engkau mau, maka Kami akan memberimu Lidah Kebenaran (Q.S Maryam, 50)
Dan ia tidak akan Berbicara menurut hawa nafsunya (Q.S An-Najm,3)
Dan jika matamu tidak dapat memusatkan perhatian pada realitas yang nyata, Aku akan selalu menuntun mereka, sedemikian sehingga matamu tidak mengesampingkan, dan tidak pula melampaui batas Kebenaran. Dan Aku akan mengelilingimu dengan cahaya, dan dalam cahaya tersebut engkau akan melihat Kecantikan -Ku dimana saja. Serta engkau akan mempunyai sedemikian keheningan sehingga engkau akan selalu mendengar apa yang Aku katakan.
Dan Aku akan mengajarmu bahasa jiwa, yang akan membuatmu memahami misteri diangkatnya dirimu pada-Ku, serta kebijaksanaan pertemuan Kita. Dan dalam bahasa jiwa tersebut, yang Dia ajarkan
padanya, Allah berfirman:
Wahai Muhammad Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan (Q.S Al-Ahzaab,45)
Saksi harus menyaksikan yang padanya dia saksikan. Tidak diperkenankan baginya menyaksikan sesuatu yang dia belum lihat. Karena itu Aku telah memperlihatkan padamu Surga-Ku, yang Aku persiapkan bagi teman-teman-Ku, dan Neraka, yang Aku siapkan
bagi musuh-musuh-Ku.
Aku akan membuatmu merenungkan Kebesaran- Ku dan pandangan pada Kecantikan-Ku, sehingga engkau bisa mengetahui bahwa dalam Kesempurnaanku
Aku bebas dan terbebaskan dari sesuatu yang mungkin dicerap sebagai kemiripan atau menyamai, terbatas atau terukur, yang mempunyai bentuk atau ukuran atau mungkin dihitung dengan angka, atau mungkin dicapai atau bergabung dengan, datang kepada atau tertinggal di belakang, dilihat atau disentuh atau sesuatu lainnya yang dapat dibayangkan.
Wahai Muhammad! Aku ciptakan mahluk sedemikian sehingga mereka dapat mengenal-Ku. Tapi manusia tertipu tentang-Ku. Sebagian mengklaim: Uzair adalah anak Allah (Q.S At-Taubah,30)
Tangan Allah terbelenggu (Q.S Al-Maidah,64)
Sebagian mengklaim bahwa Aku mempunyai isteri dan Isa Al-Masih adalah anak Allah (Q.S At-Taubah, 30)
Sebagian menganggap sekutu pada-Ku dan beribadah sebagai
Sekutunya selain dari Allah... (Q.S Yunus,66)
Sebagian memberi-Ku bentuk yang bertubuh dan membayangkan-Ku melakukan sesuatu sebagaimana mereka lakukan. Sebagian berpikir tentang-Ku sebagai sesuatu berbentuk fisik, sebagian berpikir seperti cahaya, dan yang lainnya tidak setuju dengan mereka yang membuat bayangan tentang-Ku dan memutuskan bahwa
Aku ini bukanlah sesuatu, tidak eksis. Sekarang ketahuilah siapa Diriku. Aku telah bukakan pintu-Ku dan menyingkap hijab-hijab-Ku: perhatikanlah Aku Wahai yang Kucintai! Apakah kamu melihat sesuatu yang terkenang dengan apa yang mereka klaim?
Apa yang dia lihat adalah cahaya: dimana saja, tidak datang dari manapun, cahaya yang menyinari dirinya sendiri, tunggal, tidak ada sesuatu pun yang terlihat di dalamnya, tak dapat ditembus, tak dapat dicapai, tak dapat berubah, tidak pula ada diatas sesuatu atau di dalam sesuatu, dan tidak pula ada sesuatu didalamnya; tanpa ukuran, tanpa bentuk, tanpa ruang, tidak terbuat dari sesuatu, tidak seperti sesuatu: sebuah cahaya yang dengannya segala sesuatu terlihat.
Tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya, Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syuraa,11)
Dan ketika dia beradu mata, bertatap muka dengan Tuhannya, dan bibir dia bersatu dengan Bibir-Nya, Tuhannya berkata padanya:
Wahai Yang Kucintai, ada rahasia-rahasia yang kamu dapat ketahui yang tak seorang pun seharusnya tahu; mereka tidak selayaknya diberitahu. Saat ini tidak pernah dapat dibagi. Tak ada seorang pun pernah datang kesini atau pernah akan Dan kemudian
Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (Q.S. An-Najm,10)
Yang akan tetap menjadi rahasia antara Dia dan dia.
Ya Allah, sampaikan shalawat dan salam-Mu serta rahmat- Mu atas yang paling mulia dari ciptaan-Mu, penunjuk dan junjungan kami Muhammad- lautan cahaya ilahiah-Mu, sumber rahasia-rahasia-Mu, suara yang menyuarakan Ketunggalan-Mu; tujuan penciptaan, perhiasan Kerajaan-Mu, rumah harta Kasih Sayang-Mu, jalan lurus peraturan-Mu; matahari siang Surga- Mu, mata yang dengannya Kebenaran terlihat, kebahagiaan mereka yang mencintai-Mu, cermin yang merefleksikan cahaya- Mu.
Ya Tuhan, muliakanlah dia dengan kekuatan yang menjadi satu dengan-Mu selamanya, sehingga buhul dalam hati kita terurai, sehingga kita terbebas dari semua penderitaan, sehingga harapan kita terpenuhi, sehingga kita mencapai tujuan kita. Dan semoga keanggunan dan kemuliaan atasnya kekal, sebagai cerminan dari Kekekalan-Mu. Dan semoga Engkau ridha padanya, sebagaimana dia ridha pada-Mu, dan semoga kerendahhatian kemanusiaan terbagi dalam keridhaan-Mu, dan semoga Engkau ridha dengan kami. Allah cukup bagi kita, dan Ia adalah Pelindung Yang Terbaik (Q.S Ali ‘Imran,173)
Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah, Yang Maha Besar dibawah bumi dan diatas langit, Yang Maha Tinggi diatas semua alam semesta ciptaan-Nya
Yaa Allah! Sampaikan salam dan shalawat atas junjugan kita Muhammad dan atas ahul baitnya dan juga para sahabatnya. Amiin
Disinilah perkataan kami tentang Pohon Eksistens berakhir.
* * *
Dari buku The Tree of Being (Shajarat al-Kawn) An Orde to the Perfect Man karangan Ibn’ Arabi. Diterjemahkan oleh AAUWABDDAM (Ayatullah Al Uzma Wa’Arif Billah Deddy Djuniardi Antafani Masyhadi)
Demikianlah Artikel Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi )
Sekianlah artikel Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi ) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kitab Pohon Eksistensi ( Ibnu Arabi ) dengan alamat link https://fselektro.blogspot.com/2014/03/kitab-pohon-eksistensi-ibnu-arabi.html
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق